Pages

SL

Jumat, 06 Januari 2017

DISIPLIN DALAM PENGELOLAAN KELAS



DISIPLIN DALAM PENGELOLAAN KELAS

 Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah.
A.    Pengertian disiplin kelas dan sekolah
 Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi, 1993: 114). Ketertiban menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peratran atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:10). Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedangkan Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous School” (1999).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah :
1)      memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
2)      mendorong siswa melakukan yang baik dan benar
3)      membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
4)      siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
 Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:
a.   Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan untuk berkorban.
b.   Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri.
c.   Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakan.
d.   Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari niali ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.
e.    Nilai-nilai Rasional
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
 Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental.

B.     Prinsip-prinsip disiplin tingkat sekolah maupun kelas
                                                       
Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:
a.   Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
b.   Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c.   Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;
d.  Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik  tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;
e.   Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.

Ø  Cara/teknik membina disiplin kelas
Perlunya digunakan suatu metode dalam pembelajaran disiplin kelas, untuk itu seorang guru perlu menentukan metode yang akan dipakai dalam pembelajaran, adapun metode yang cocok dipakai dalam mengajarkan disiplin kelas kepada siswa   yaitu :
a.    Pendekatan yang digunakan
1)    Pemberian Bimbingan
Guru hendaknya memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbuat dan menumbuhkan gagasan baru/ ide-ide baru secara wajar sesuai tingkat Kelasnya.
Dalam hubungan ini siswa perlu diberi bimbingan dan penyuluhan untuk memahami dan mengenali diri sendiri.
Untuk itu diperlukan pendekatan dengan siswa dalam situasi yang wajar sehingga memungkinkan mereka mengembangkan pola-pola tingkah laku yang baik ke arah pembinaan diri sendiri.
2)    Evaluasi pada diri Pribadi
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi tingkah lakunya berdasarkan peraturan tata tertib yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat terwujud disiplin yang baik dalam kelas yang diidamkan. Disiplin kelas yang baik dimaksudkan untuk pengendalian dan pengarahan segala perasaan dan tindakan orang dalam suatu kelas untuk mewujudkan dan memelihara suatu suasana mengajar belajar yang efektif.

b.    Teknik-teknik yang digunakan
Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
o   Menjadi model atau memberi contoh
o   Mengadakan pertemuan kelas secara berkala
o   Menerapkan aturan secara luwes
o   Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak, serta
o   Meningkatkan partisipasi siswa
1)    Teknik Keteladanan Guru
 Guru hendaknya memberikan contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya.
2)    Teknik Bimbingan Guru
 Guru hendaknya senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan  kedisiplinan para siswanya.
3)    Teknik Pengawasan Bersama
 Disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib.
Dalam mewujudkan tujuan bersama beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas sebagi berikut:
(a)  Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa
(b)  Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.
(c)  Membina organisasi kelas secara demokratis
(d) Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri/ mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
(e)  Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.
(f)  Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaiknya, ia ingin memberi kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatih dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib. Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus-menerus. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Sekolah, dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melinatkan berbagai unsur atau pihak. Misalnya: dalam guru dalam memberdayakan semua kebijakan; usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang; bekerja sama secara erat dengan orang tua, dan para pembina atau pendamping sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen pembelajaran atau kurikuler.

C.    Sumber pelanggaran disiplin dan peraturan atau tata tertib kelas

Ø Sumber pelanggaran disiplin

Dalam suatu proses belajar mengajar tentu ada sebab-sebab yang menimbulkan proses belajar mengajar terganggu diantaranya kurang kedisiplinan guru dan siswa dalam mentaati peraturan. Ada beberapa sumber-sumber pelanggaran disiplin  yaitu :
1.      Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah
2.      Kelompok besar siswa dikurangi hak-haknya
3.      Kurang memperhatikan kelompok  minoritas
4.      Kurang dilibatkan dalam kegiatan tanggung jawab sekolah
Menurut Eko siswoyo dan rochman Terdapat beberapa faktor atau sumber yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Ketidakteraturan selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga oleh masalah yang ditimbulkan oleh peserta didik. Sejumlah hal yang disebabkan oleh peserta didik berikut ini cenderung memberi kontribusi membuat disiplin kelas terganggu, seperti:
1.      Anak yang suka membadut atau berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian di kelas.
2.      Anak dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya.
3.      Anak yang sakit.
4.      Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan tugas sekolah di rumah.
5.      Anak yang kurang tidur.
6.      Anak yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7.      Anak yang pasif atau potensi rendah yang datang ke sekolah sekedarnya.
8.      Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua peraturan.
9.      Anak memiliki rasa pesimis atau putus asa terhadap semua keadaan.
10.  Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dapat dikuasai secara sempurna.
Gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapt berupa:
1.      Ketidakpusan dengan pekerjaan kelas
Ketidakpuasan ini dapat disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit, beban terlalu ringan atau terlalu berat, penugasan cenderung kurang terbuka karena mereka tidak siap, latihan pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan pada keterampilan dan manipulasi aktivitas, penugasan kurang terjadwal tidak sistematis atau membingungkan.
2.      Hubungan interpersonal lemah
Hal ini dapat disebabkan pengelompokkan didasarkan pertemanan, peran kelompok sangat lemah.
3.      Gangguan suasana kelompok
Hal ini disebabkan oleh suasana tercekam, kompetitif yang berlebihan, sangat eksklusif (kelompok menolak individu yang tidak siap)
4.      Pengorganisasian kelompok lemah
Pengorganisasian kelompok lemah ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan pengawasan, standar perilaku terlalu tinggi atau rendah, kelompok diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur, pengorganisasian kurang memperhatikan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan, atau kemampuan anggota kelompok.
5.      Emosi mendadak dan perubahan mendadak
Hal ini dapat diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen yang tinggi, kejadian depresi yang mendadak, ketakutan atau kegemparan, kelompok dhinggapi rasa bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.
Masalah yang ditimbulkan lingkungan
Lingkungan, situasi atau kondisi yang dapat menimbulkan masalah yaitu:
1.   Lingkungan rumah atau keluarga yang kurang perhatian, ketidakteraturan,
pertengkaran, ketidakharmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, dan sibuk
dengan urusannya masing-masing.
2.   Lingkungan tempat tinggal yang tidak baik seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
3.   Lingkungan sekolah, seperti kelemahan guru, kelemahan kurikulum, kelemahan manajemen kelas, ketidaktertiban, dan kekurangan fasilitas.
4.   Situasi sekolah seperti hari-hari pertama atau hari-hari akhir (akan libur dan setelah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku, sekolah yang kurang cermat, bau makanan dari cafetaria, suasana gaduh dari praktik kegiatan musik.
Ø  Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996:78-81) antara lain harus membuat hal-hal berikut ini:
§  Masuk Sekolah
a.       Siswa harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b.      Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c.        Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus hadir lebih awal.
d.      Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.
e.       Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan atau tulisan.
f.       Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
·      Masuk kelas
a.       Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b.      Ketua kelas menyiapkan barisan.
c.       Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
d.       Guru memeriksa kerapian, kebersihan, dan kesehatn siswa satu persatu.
·      Dalam kelas
a.       Berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b.      Memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c.       Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangannya.
d.      Saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh ribut, bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
e.       Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin dari guru.
f.       Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung.
·      Ketika waktu istirahat
a.       Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b.      Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar kelas.
c.       Siswa tidak boleh berada dalam kelas ketika waktu istirahat.
d.      Selama istirahat siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah tanpa ijin dari guru.
e.       Pada saat bel masuk siswa masuk dengan tertib dan teratur.
f.       Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk.
·      Waktu pulang
a.       Ketika bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan do’a dan salam kepada guru.\
b.      Guru memberikan nasihat-nasihat, mengingatkan tentang tugas-tugas pekerjaan rumah dan sebagainya.
c.       Siswa keluar rumah dengan tertib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar