Pages

SL

Jumat, 06 Januari 2017

PANGKUR



Tembang Pangkur

Definisi 'pangkur'
1. 1 cangkul; pacul; 2 kapak untuk membelah sagu
meraih -- ke dada, pb 1 insaf akan dirinya; 2 merasa tersinggung;
me·mang·kur v mencangkul; memacul: ~ tanah; ~ sawah
2. bentuk komposisi tembang macapat, mempunyai bait lagu yg terdiri atas tujuh baris, biasanya dipakai untuk mengungkapkan hal-hal yg bersifat keras, spt kemarahan, perkelahian, dan perang

Pangkur berasal dari kata ‘mungkur’ yang memiliki arti pergi atau meninggalkan. Tembang Pangkur memiliki filosofi yang menggambarkan kehidupan yang seharusnya dapat menjauhi berbagai hawa nafsu dan angkara murka.

Di saat mendapati sesuatu yang buruk hendaknya pergi menjauhi dan meninggalkan yang buruk tersebut. Tembang Pangkur menceritakan tentang seseorang yang sudah siap untuk meninggalkan segala sesuatu yang bersifat keduniawian dan mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dari segi pandang lain, Pangkur berasal dari kata punggawa dalam kalangan kependetaan seperti tercantum di dalam piagam-piagam bahasa Jawa kuno.

Dalam Serat Purwaukara, Pangkur memiliki arti buntut atau ekor. Karena itu Pangkur terkadang diberi sasmita atau isyarat tut pungkur yang berarti mengekor, tut wuri dan tut wuntat yang berarti mengikuti.

Watak tembang Pangkur menggambarkan karakter yang gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar. Tembang Pangkur cocok digunakan untuk mengisahkan kisah kepahlawanan, perjuangan serta peperangan.
Contoh Tembang Pangkur (8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i)
Muwah ing sabarang karya
Ingprakara gedhe kalawan cilik
Papat iku datan kantun
Kanggo sadina-dina
Lan ing wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku nora lali

Berikut penjelasan mengenai aturan guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari tembang Pangkur .
1. Guru gatra = 7
Tembang Pangkur memiliki 7 larik atau baris kalimat.
2. Guru wilangan = 8, 11, 8, 7, 8, 5, 7
Kalimat pertama berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke dua berjumlah 11 suku kata. Kalimat ke tiga berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke empat berjumlah 7 suku kata. Kalimat ke lima berjumlaj 8 suku kata. Kalimat ke enam berjumlah 5 suku kata. Kalimat ke tujuh berjumlah 7 suku kata.
3. Guru lagu = a, i, u, a, i, a, i
Akhir suku kata dari setiap kalimatnya harus bervokal a, i, u, a, i, a, i.

Contoh Tembang Macapat Pangkur dan Artinya
Salah satu contoh tembang macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni :
Mingkar-mingkuring ukara
(Membolak-balikkan kata)
Akarana karenan mardi siwi
(Karena hendak mendidik anak)
Sinawung resmining kidung
(Tersirat dalam indahnya tembang)
Sinuba sinukarta
(Dihias penuh warna )
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
(Agar menjiwai hakekat ilmu luhur)
Kang tumrap ing tanah Jawa
(Yang ada di tanah Jawa/nusantara)
Agama ageming aji.
(Agama “pakaian” diri)

Dari tembang macapat pangkur diatas dapat ditafsirkan bahwa, perlu memilih dan menggunakan kata-kata yang bijak dalam mendidik anak. Dari cara bertutur orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik, karena dengan kata-kata yang baik tentu akan lebih nyaman untuk didengarkan. Mendidik bisa melalui tembang yang dirangkai indah agar menarik, sehingga semua nasihat-nasihat tentang ilmu luhur yang ada di tanah jawa dapat dihayati, dan agama bisa menjadi salah satu ajaran dalam kehidupan diri.

Dalam serat Wedhatama pupuh I ini, KGPAA Mangkunegoro IV memberi sebuah gambaran akan pentingnya manusia untuk selalu belajar agar dapat menguasai ilmu luhur. Yang dimaksut dengan ilmu luhur dalam konteks kekinian tentu cerdas secara intelektual (IQ), cerdas secara emosi dan spiritual (ESQ). Cerdas secara intelektual berarti dia pandai dalam menggunakan logika-logika, sedangkan cerdas secara emosi dan spiritual berarti ia mampu mengelola emosi, sikap, mampu membawa diri, dan memiliki kesadaran tinggi atas dirinya dengan lingkungan dan Tuhannya.

Tembang macapat pangkur di atas hanya merupakan tembang pembuka dalam serat Wedhatama Pupuh I Pangkur. Dalam bait-bait tembang berikutnya KGPAA Mangkunegoro IV dengan jelas juga memberi gambaran tentang perbedaan orang-orang yang berilmu luhur dengan orang yang kurang ilmu.

Filosofi dan Watak Tembang Pangkur
Filosofi tembang pangkur
Kata Pangkur berasal dari kata ‘mungkur’ yang berarti pergi atau meninggalkan. Filosofi dalam tembang pangkur adalah penggambaran dari kehidupan yang seharusnya dapat menghindari berbagai hawa nafsu dan angkara murka.
Jadi, ketika mendapati sesuatu yang buruk, hendaknya kita pergi menghindar dan meninggalkan yang buruk itu. Pangkur juga menggambarkan seseorang yang sudah mulai bersiap untuk meninggalkan segala hal bersifat keduniawian untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Watak tembang pangkur
Tembang pangkur memiliki watak atau karakter yang gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar. Tembang pangkur ini menjadi tembang yang cocok untuk mengungkapkan kisah kepahlawanan, perjuangan juga peperangan.
Contoh tembang pangkur (8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i)
Muwah ing sabarang karya
Ingprakara gedhe kalawan cilik
Papat iku datan kantun
Kanggo sadina-dina
Lan ing wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku nora lali














TUGAS BAHASA JAWA
TEMBANG  PANGKUR


http://s.sim.siap-online.com/upload/sekolah/20313031.png












Disusun oleh :
Nama         : Maytri Widya .P
No              : 22
Kelas         : X.MS.2



SMA NEGERI 1 SUKODONO
Tahun Pelajaran 2016/2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar