Pages

SL

Jumat, 06 Januari 2017

TUGAS PRAKARYA



TUGAS PRAKARYA






Disusun oleh :
Nama     : 1. Abiyu Hilmi           (01)
                 2. Retno Ambarwati (25)
Kelas      : X-SOS-2



SMA NEGERI 1 SUKODONO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017




BAB I
KONDISI FISIK

Pengertian Kondisi Fisik adalah – Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam mengembangkan teknik, taktik, maupun strategi dalam bermain sepakbola. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi.

Definisi Kondisi Fisik Menurut Para Ahli
Menurut Sugiyanto (1996: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktifitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Menurut Mochamad Sajoto (1995: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus berkembang.

Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip dasar latihan. Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes kemampuan. Tes ini dapat  dilakukan  di  dalam  labratorium  dan  di  lapangan.  Meskipun  tes     yang dilakukan di laboratorium memerlukan alat-alat yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian benar-benar objektif.

Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina pengembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek di kemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, di antaranya mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat menyelesaikan latihan berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung oleh kondisi fisik prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan mustahil dapat berprestasi tinggi.

Komponen Kondisi Fisik
Kondisi fisik adalah salah satu kesatuan utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), bahwa komponen kondisi fisik meliputi:
  1. Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
  2. Daya tahan ada 2 dua macam, yaitu:
    • Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien.
    • Daya tahan umum yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien.
  3. Kekuatan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang digunakan dalam waktu yang sesingkat singkatnya
  4.  Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mngerjakan gerakan keseimbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat singkatnya
  5. Daya lentur adalah efektivitas seseorang dalam penyelesaian diri untuk segala aktivitas dengan penguuran tubuh yang luas
  6. Kelincahan adalah kemampuan mengubah posisi diarea tertentu
  7. Koordinasi adalah kemampuan seseorang melakukan bermacam- macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.
  8. Keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan  posisi, dalam bermacam-macam gerakan
  9. Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap sasaran
  10. Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, saraf atau feeling lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.
Daya tahan otot adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

Manfaat Kondisi Fisik
Dalam kegiatan olahraga, kondisi fisik seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisasi tubuh, di antaranya:
  1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
  2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan komponen kondisi fisik lainya.
  3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu lainya.
  4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon diperlukan.
Apabila kelima keadaan di atas kurang atau tidak tercapai setelah diberi latihan kondisi fisik tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa perencanan, sistematika, metode, serta pelaksanaanya kurang tepat.

Faktor faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik
Dalam Depdiknas (2000: 8-10), komponen kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen kesegaran jasmani. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fisik adalah:
6)        Umur
Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan sendiri. Kebugaran jasmani juga daat ditingkatkan pada hampir semua usia. Pada daya tahan cardiovaskuler ditemukan sejak usia anak anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan cardiovascular akan meningkat dan akan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi penurunan tersebut dapat berkurang apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga secara teratur.

2)    Jenis Kelamin
Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia anak-anak antara pria dan wanita tidak berbeda, tetapi setelah masa pubertas terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding dengan pria.

3)    Genetik
Daya tahan cardiovasculer dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat- sifat yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir.

4)    Kegiatan Fisik
Kegiatan fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegeran jasmani, latihan bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan cardiovaskuler dan dapat mengurangi lemak tubuh. Dengan melakukan kegiatan fisik yang baik dan benar berarti tubuh dipacu untuk menjalankan fungsinya.
5)    Kebiasan merokok
Kebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan cardiovasculer. Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Daya ikat CO pada hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen.

6)    Faktor Lain
Faktor lain yang berpengaruh di antaranya suhu tubuh. Kontraksi otot akan lebih kuat dan cepat biar suhu otot sedikit lebih tinggi dari suhu normal tubuh. Suhu yang lebih rendah akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.

BAB II
ATLETIK

A. Pengertian Atletik
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Istilah athletic dalam bahasa Inggris dan athletic dalam bahasa Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan atau pertandingan. Atletik adalah olahraga yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kegiatan alami manusia.
Menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004) dalam bukunya Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain, menyebutkan bahwa atletik adalah salah satu unsur dari Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selarasa dan seimbang.
Bahkan didalam SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0413/U/1987 disebutkan bahwa atletik adalah cabang olahraga yang wajib diberikan di semua jenjang pendidikan karena atletik adalah ibu dari semua cabang olahraga, sehingga atletik penting sejak anak-anak usia dini.

B. Sejarah Atletik
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi) digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 memakai panggung). Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali di tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.
Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.

C. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Atletik
Prinsipnya adalah pembinaan proses dan kebenaran gerak. Sehingga lebih berfungsi dan bertujuan untuk:
a. pemenuhan minat untuk bergerak,
b. pengenalan dasar-dasar gerak atletik dalam bentuk permainan,
c. merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani (bertambahnya tinggi dan berat badan yang harmonis) serta perkembangan gerak,
d. memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran jasmani,
e. membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini,
f. menghindari rasa kebosanan,
g. membantu menanamkan rasa disiplin, kerjasama, kejujuran, mengenal akan peraturan dan norma-norma lainnya,
h. menangkal pengaruh buruk yang datangnya dari luar.

Pengelompokkan Atletik
• Lari
- Reaksi
Lari merupakan salah satu nomor yang paling dominan di kecabangan atletik yaitu dimana nomor-nomor lari itu paling banyak diperlombakan. Dalam perlombaan nomor lari tidak hanya melakukan lari saja, tapi dibutuhkan suatu reaksi yang cepat ketika melakukan awalan lari dan juga dibutuhkan kecepatan yang maksimal untuk nomor-nomor pendek seperti nomor 60m, 100m, 200m, dan lainnya. Dengan reaksi yang cepat seorang atlet bisa melakukan awalan yang lebih baik dibandingkan dengan atlet yang reaksi lambat. Maka dari itu diperlukan sekali latihan-latihan yang bisa mendukung reaksi kita untuk bisa cepat lagi. Ini adalah salah satu contoh latihan-latihan reaksi untuk pemula, untuk latihannya kita bisa menggunakan suara (bunyi), atau dengan sentuhan, seperti contoh untuk suara, kita bisa menyuruh atlet untuk berbaring tengkurap dengan posisi kepala berada pada arah berlawanan dengan arah yang digunakan untuk berlari (belakang). Kemudian kita memberitahu kepada atlet, bahwa jika anda terdengar suara hitungan angka 5, anda harus berlari kebelakang. Kita bisa mengecoh konsentrasi mereka dengan menyebut angka 15, 50, dan lain-lainnya. Dan jika kita menyebut angka 5, mereka pasti bereaksi dengan membangun badan mereka, berbalik dan lari kearah belakang. Inilah salah satu contoh untuk melatih reaksi untuk atlet pemula tetapi menggunaakan tepuk tangan.
- Kecepatan
Ketika kita telah mendapatkan reaksi yang cepat, kita tidak hanya bisa bergantung pada itu saja karena nomor lari itu jarak yang paling minimalnya hanya 60 meter, sedangkan reaksi yang dihasilkan itu hanya dibutuhkan karena untuk menghasilkan awalan yang baik dan cepat agar lari bisa maksimal, maka dari itu diperlukan latihan untuk kecepatan, karena ini factor untuk menentukan hasil finish yang maksimal. Untuk melatih kecepatan pada seorang pemula kita bisa menggunakan model latihan yang sederhana, yang berupa mainan agar atlet itu sendiri tidak merasa jenuh terhadap program latihannya. Kita bisa mengelola suatu permainan yang bisa membuat mereka untuk mengacu kecepatannya, yaitu sebagai contohnya, kita membuat suatu perlombaan lari bolak-balik untuk mengumpulkan bola kecil dari tempat satu ketempat kedua, dengan jarak kira – kira 25 meter, kemudian kita juga harus memberi suatu hukuman untuk yang kalah, seperti push up 10 kali atau menggendong yang menang yang tujuannya agar mereka bisa lari maksimal untuk mengumpul bola – bola itu.
Selain model permainan diatas, kita juga bisa menggunakan bentuk permainan yang lainnya, seperti lari zigzag yang berfungsi untuk melatih kecepatan dan kecerdikan karena dengan lari yang berliku-liku seperti itu mereka selalu menca ri ide untuk bagaimana caranya biar malaju cepat, yaitu dengan teknik-teknik yang mereka temukan sendiri. Tetapi dalam permainan ini mereka harus dibuat suatu perlombaan biar mereka selalu semangat untuk melaksanakannya.
• Lompat
Di atletik tidak hanya ada nomor lari saja, tetapi juga ada nomor-nomor yang lainnya seperti lompat, sedangkan lompat itu sendiri terbagi menjadi; lompat jauh, lompat tinggi, dan lompat gala. Dimana pada ini semua merupakan gabungan antara kecepatan, kekuatan, dan ketangkasan dalam upaya untuk melompat semaksimal mungkin. Pada nomor lompat sangat diperlukan sekali kekuatan kaki, karena kaki digunakan sebagai tumpuan dan mendarat ketika melakukan lompatan. Pada model latihan lompat untuk pemula kita bisa memilih beberapa permainan yg sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti contoh; lari karung karena pada permainanini memerlukan lompatan untuk menuju ke garis finish, sehingga dengan otomatisnya kita akanmeloncat–loncat sampai ke garis finish, dan inilah yang kita perlukan pada cabang atletik terutama pada nomor lompat.
Selain lomba lari karung kita juga bisa menggunakan permainan yang lainnya, yang tujuannya biar seorang atlet pemula itu tidak merasa jenuh dan bosen terhadap latihan dan permainan yang seperti itu terus, kita seorang pelatih harus mampu berfikir kreatif, yaitu mencari permainan sperti apa lagi yang harus digunakan untuk latihan melompat. Ini adalah contoh yang kedua untuk model latihan melompat untuk pemula, yaitu; permaianan melompat kardus, dimana kita bisa menyuruh atlet kita untuk melompat kardus mie baik dengan cara kekiri dan kekanan maupun\ depan\belakang\dengan\satusyarattanpa menyentuh karsus tersebut.

• Lempar
Lempar adalah merupakan salah satu nomor yang ada di kecabangan atletik, lempar itu sendiri juga terbagi antara beberapa nomor, seperti lemar lembing, cakram, dan tolak peluru. Pada nomor lempar sangat berbeda sekali dengan baik nomor lari maupun nomor lompat, karena pada keduanya ini yang lebih dominan dibutuhkan hanya kekuatan kaki berbeda dengan lempar yang sangat memerlukan sekali kekuatan tangan untuk melempar sejauh mungkin. Untuk melatih kekuatan tangan itu sendiri, untuk seorang atlet yang pemula kita juga bisa memanfaatkan atau menggunakan permainan sebagai modal kita untuk melatih, dengan permain yang kita selalu gunakan ini diharapkan kita juga bisa melihat atlet-atlet yang memiliki bakat tertentu. Untuk nomor lempar ini kita bisa mengunakan permainan lempar bola kecil dengan memasang target lempar dihapannya, kira - kira 10 meter. Dengan memberi kesempatan 10 kali lemparan untuk masing - masing dari mereka, kemudian kita menghitung jumlah lemparan yang mengenai sasaran, dari keduanya kita lihat siapa yang mengenai sasaran yang paling banyak itu yang menang. Fungsi dari permainan ini sendiri adalah untuk melatih kekuatan tangan sejauh mana melemparnya dan juga berfungsi untuk selalu fokus terhadap sasaran.

Teknik Dan Peraturan Atletik
A. Peraturan Atletik
1.         Kompetisi Frekuensi Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2 tahun sekali
2.         Kejuaraan Dunia Atletik Dalam Ruang IAAF 2 tahun sekali
3.         Kejuaraan Dunia Lintas Alam IAAF Setahun sekali
4.         Kejuaraan Dunia Setengah Maraton IAAF Tidak lagi dilangsungkan
5.         Kejuaraan Dunia Lari Jalan Raya IAAF Setahun sekali
6.         Kejuaraan Dunia Atletik Junior IAAF 2 tahun sekali
7.         Kejuraan Dunia Atletik Remaja IAAF 2 tahun sekali
8.         Kejuaraan Dunia Jalan Cepat IAAF 2 tahun sekali
9.         Piala Dunia Atletik IAAF 4 tahun sekali Liga Emas IAAF Setahun sekali
10.       Final Atletik Dunia IAAF Setahun sekali


B. Lintasan dan Lapangan Dalam Ruangan
Image result for Lintasan dan Lapangan dalam  Ruangan
Ada dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor,selama musim dingin dan musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor, beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan.

Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlon.

C. Lintasan dan Lapangan Luar Ruangan
Image result for Lintasan dan Lapangan dalam  Ruangan
Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan di dalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.

D. Event
Ada variasi lain selain yang ditulis dibawah, tetapi lomba dengan panjang tidak biasa (contohnya 300m) dilangsungkan lebih jarang. Balapan yang tidak lazim biasanya digelar selama musim indoor karena lintasan 200m dalam ruangan. Dengan pengecualian lari mil, lomba berdasarkan jarak kerajaan jarang sekali digelar di lintasan sejak kebanyakan lintasan diubah dari seperempat mil (402,3m) ke 400m. Hampir semua catatan rekor untuk jarak kerajaan tidak dilangsungkan kembali. Bagaimanapun, IAAF dalam buku rekornya masih memasukan rekor dunia mil (dipegang oleh Hicham El Guerroj dari Maroko dan Svetlana Masterkova dari Rusia untuk wanita) karena perbedaan signifikan yang mendunia.
1. Event Lintasan
1.    Sprint: event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m (hanya didalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.
2.    Jarak Menengah: event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan 3000m.
3.    Lari berintang,lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.
4.    Jarak Jauh: berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
5.    Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
6.    Estafet: 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x 800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.
7.    Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di lintasan.
8.    Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km.

2. Event Lapangan
           Event melempar
           tolak peluru
           lempar peluru
           lempar lembing
           lempar cakram
Event lompat
           lompat tinggi
           lompat galah
           lompat jauh
           lompat ganda

3. Event yang sangat tidak biasa
           lompat tinggi berdiri
           lompat jauh berdiri
           lompat ganda berdiri
4. Event ganda atau kombinasi
           Triathlon / Trilomba
           Pentathlon / Pancalomba
           Heptathlon
           Decathlon / Dasalomba
Pertambahan nomor yang dipertandingkan bagi wanita dari tahun ke tahun:
1987: Lari 10.000 m putri dan Jalan cepat 10 km putri
1993: Loncat jangkit putri
1995: Lari 5.000 m putri
1999: Lompat galah putri dan lempar martil putri
2005: Lari halang rintang 3000 m putrid



BAB III
PENCAK SILAT

Sejarah Asal Usul Pencak Silat
Istilah Silat sendiri sudah dikenal oleh masyarakat Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand dan Filipina. Di Indonesia sendiri Istilah "Pencak" banyak dipergunakan di daerah Jawa, sedangkan "Silat" digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Namun demikian, dalam perkembangannya kemudian istilah "Pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "Silat" inti ajaran bela diri dalam suatu pertarungan. Selain dari perbedaan penyebutan istilah olah raga bela diri pencak silat ini, di Indonesia juga memiliki beragam aliran pencak silat dengan ciri khas tersendiri. Misalnya di Jawa Barat, terkenal aliran Cimande dan Cikalong. Di Jawa Tengah ada aliran pencak silat Merpati Putih, sedangkan di Jawa Timur terdapat aliran pencak silat "Perisai Diri"
Image result for pencak silat
Silat atau Pencak Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Indonesia sejak abad ke 7 masehi. Namun demikian, asal usulnya belum diketahui secara pasti. Akan tetapi bahwa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya telah dikenal memiliki pendekar-pendekar besar dan menguasai olah kanuragan / ilmu bela diri. Selain itu bukti adanya seni bela diri dapat dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief yang menggambarkan sikap kuda-kuda silat di candi Borobudur dan Prambanan (Donald F. Draeger). Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Awalnya gerakan pencak silat sengaja diciptakan dalam rangka untuk melindung dan mempertahankan diri dari tantangan alam. Meskipun akhirnya gerakan pencak silat lebih sering dimanfaatkan untuk mempertahankan diri dari serangan musu. Dikarenakan tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal usul silat sulit ditemukan. Sejarah pencak silat  sendiri dikisahkan melalui berbagai legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11.  Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. 

Kemudian cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit serta tokoh Si Pitung dari Betawi.

Historis dari perkembangan pencak silat mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam di Nusantara pada abad ke-14. Ketika itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Selain itu pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adat di beberapa suku. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek  Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.

Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia 

Seiring perkembangan zaman, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu khususnya yang berada di daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. 

Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI.  Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games, yaitu sejak tahun 1987. Di Indonesia sendiri diadakan pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional setiap 4 tahun sekali.




Sumber pustaka ;
diakses pada tanggal 25/11/2016 pukul 14.50 WIB
diakses pada tanggal 18/11/2016 pukul 15.10 WIB
diakses pada tanggal 18/11/2016 pukul 15.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar