Pages

SL

Sabtu, 24 November 2018

APLIKASI KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS


BAB 6
APLIKASI KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS






Disusun oleh :
1.    Anggi Astuti Muda Makin         (02)
2.    Arlindo Wahyu Putri W.W.       (03)
3.    Fatma Widiasari                         (09)


SMA NEGERI 1 SUKODONO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018



A.    OPERASI ALJABAR PADA FUNGSI
Definisi Aljabar
Aljabar merupakan salah satu cabang dari matematika yang mempelajari tentang pemecahan masalah menggunakan simbol–simbol sebagai pengganti konstanta dan variabel (wikipedia). Aljabar sendiri ditemukan oleh seorang cendekiawan Islam yaitu beliau Al Khawarizmi. Aljabar berasal dari kata “al – jabr” yang artinya penyelesaian.

Berikut ini Beberapa istilah pada Aljabar :
Variabel      :    simbol pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya secara jelas
Konstanta   :    bilangan yang tidak memuat variabel
Koefisien    :    faktor konstanta dari suatu variabel

Operasi Aljabar Pada Fungsi
Misalkan, f(x) dan g(x) diberikan oleh
f(x) = x dan g(x) = 2x
penjumlahan f(x) = x dan g(x) yaitu f(x) + g(x) = x + 2x = 3x
operasi aljabar ini mendefenisikan suatu fungsi baru yang disebut
jumlah dari f dan g,
dilambangkan dengan f + g. Nilai fungsi baru yang diperoleh ialah f(x) + g(x).
oleh karena itu, ( f + g )(x) = f(x) + g(x) = x + 2x = 3x

Secara umum. Defenisi jumlah f + g, selisih f – g, perkalian fg, dan pembagian f/g ialah sebagai berikut.
Defenisi ini berlaku jika f dan g terdefenisi.

Contoh Soalnya

1.      Jika f(x) = x – 3 dan g(x) = 2×3 + 5x, tentukan hasil operasi fungsi berikut.
a. ( f + g )(x)
b. ( f – g )(x)
c. (fg)(x)
d. f /g
Penyelesaiannya :
a. ( f + g )(x) = f(x) + g(x)
= (x – 3) + (2×3 + 5x)
= 2×3 + 6x – 3

b. ( f – g )(x) = f(x) – g(x)
= (x – 3) – (2×3 + 5x)
= -2×3 – 4x – 3

c. (fg)(x) = f(x) g (x)
=(x-3)(2×3 + 5x)
=2×4 + 5×2 – 6×3 – 15x
=2×4 -6×3 +5×2 – 15x

d. ( f/g )(x) = f(x) / g(x)
= (x – 3) / (2×3 + 5x)



2.      Pada subbab ini, kita akan mempelajari operasi aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada fungsi). Perhatikan masalah berikut.Masalah-3.1
Seorang photografer dapat menghasilkan gambar yang bagus melalui dua tahap, yaitu; tahap pemotretan dan tahap editing. Biaya yang diperlukan pada tahap pemotretan (B1) adalah Rp500,- per gambar, mengikuti fungsi: B1(g) = 500g + 2500 dan biaya pada tahap editing (B2) adalah Rp100,- per gambar, mengikuti fungsi: B2(g) = 100g + 500, dengan g adalah banyak gambar yang dihasilkan.
a)      Berapakah total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas yang bagus?
b)      Tentukanlah selisih antara biaya pada tahap pemotretan dengan biaya pada tahap editing untuk 5 gambar.

Alternatif Penyelesaian
Fungsi biaya pemotretan: B1(g) = 500g + 2.500
Fungsi biaya editing: B2(g) = 100g + 500
a)      Untuk menghasilkan gambar yang bagus, harus dilalui 2 tahap proses yaitu pemotretan dan editing, sehingga fungsi biaya yang dihasilkan adalah:
B1(g) + B2(g) = (500g + 2.500) + (100g + 500) = 600g + 3.000
Total biaya untuk menghasilkan 10 gambar (g = 10) adalah:
B1(g) + B2(g) = 600g + 3.000
B1(10) + B2(10) = (600 × 10) + 3.000 = 9.000
Jadi total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas yang bagus adalah Rp9.000,-
        9
b)      Selisih biaya tahap pemotretan dengan tahap editing adalah:
B1(g) – B2(g) = (500g + 2.500) – (100g + 500) = 400g + 2.000
Selisih biaya pemotretan dengan biaya editing untuk 5 gambar (g = 5) adalah:
B1(g) – B2(g) = 400g + 2.000
B1(5) – B2(5) = (400 × 5) + 2.000 = 4.000
Jadi selisih biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 5 gambar dengan kualitas yang bagus adalah Rp4000,-

Perhatikan jumlah biaya pada bagian (a) dan selisih biaya pada bagian (b).
B1(g) = 500g + 2500 sehingga B1(5) = 5.000 dan B1(10) = 7.500.
B2(g) = 100g + 500 sehingga B2(5) = 1.000 dan B2(10) = 1.500
BJ (g) = B1(g) + B2(g) = 600g + 3000 sehingga BJ (10) = 9.000 dan B1(10) + B2(10)
= 7.500 + 1.500 = 9.000

Demikian juga,
BS (g) = B1(g) – B2(g) = 400g + 2000 sehingga BS (5) = 4.000 dan B1(5) – B2(5)
= 5.000 – 1.000 = 4.000.
Definisi 3.1
Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan daerah
asal Dg , maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dinyatakan sebagai berikut.
a)      Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai ( f + g )(x) = f (x) + g (x) dengan daerah asal D D D f + f = _ g g.
b)      Selisih f dan g ditulis f g didefinisikan sebagai ( f g)(x)= f (x)−g(x)dengan daerah asal D D D f f = _ g g.
c)      Perkalian f dan g ditulis f × g didefinisikan sebagai ( f ×g)(x)= f (xg (x)dengan daerah asal D D D f× f = _ g g.
d)     Pembagian f dan g ditulis  dengan daerah asal D

B.     KOMPOSISI FUNGSI
1. Pengertian
Komposisi fungsi adalah penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru.
Misalkan: f : A  ®  B dan g : B ®  C


 


                           f                             g

            A                           B                           C

                                h = g o f
Fungsi baru h = (g o f) : A ® C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))


 
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf ∩ Dg ≠ Ø

Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a))
Contoh 1:
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g)            b) (g o f)          c) (f o g)(1)      d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)} b) (g o f) = {(0,2), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4                                      d) (g o f)(4) = 3

Contoh 2:
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1,   g : R ® R ; g(x) = x + 3
Tentukan : a) (f o g)(x)              b) (g o f)(x)            c) (f o g)(1)       d) (g o f)(1)
Jawab :
 (f o g)(x)  = f(g(x))
= f(x+3)
= 2(x+3)²+1
= 2(x² + 6x + 9) + 1
= 2x²+12x+19
(g o f)(x)  = g(f(x))
= g(2x²+1)
= 2x² + 1 + 3
= 2x² + 4
(f o g)(1)   = f(g(1))
= f(4)
= 2. (4)² +1
= 2.16 + 1
= 33
(g o f)(1)   = g(f(1))
= g(3)
= 3 + 3
= 6

Contoh 3:
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A → B dengan f(x) = -x + 1;  g : B → C dengan g(x) = x2 dan
h = g o f : A → C.
Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
h(x) =  (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 → (-x + 1)2 = 64 ↔ -x + 1 = ± 8
-x + 1 = 8 ↔ x = -7 atau –x + 1 = -8 ↔ x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.

2. Sifat-sifat Komposisi Fungsi
Jika f : A ® B ; g : B ® C ; h : C ® D, maka berlaku:
i.   (fog)(x) ≠ (g o f)(x)                         (tidak komutatif)
ii.  ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)         (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)             (elemen identitas)

Contoh :
Diketahui f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 – 2x + 1 = 7 – 2x
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 – 2x – 1 = 2 – 2x
(g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2) = 1 - x2
Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o f)(x)        

((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7 – 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
(fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f(1 - x2)= 2(1 - x2) + 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   

(foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1
(Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)

C.    FUNGSI INVERS
1. Definisi
Jika fungsi f : A ® B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)laÎA dan bÎB}, maka invers dari fungsi f adalah f-1: B ® A ditentukan oleh:                       f-1:{(b,a)lbÎB dan aÎA}.

Jika f : A ® B, maka f  mempunyai fungsi invers f-1 : B ® A  jika dan hanya jika    f adalah fungsi bijektif atau korespondensi 1-1.
Jika f : y = f(x) ® f -1 : x = f(y)    

 
  (f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x)    (fungsi identitas)

2. Rumus Cepat Menentukan Fungsi Invers
      i.   f(x) = ax + b; a ≠ 0   ®  f -1(x) =; a ≠ 0
      ii.  f(x) = ; x ≠ - ®  f -1(x) = ; x ≠
      iii. f(x) = acx ; a > 0  ®  f -1(x) = alog x1/c = alog x ; c ≠ 0
      iv. f(x) = a log cx ; a > 0; cx > 0  ®   f -1(x) = ; c ≠ 0
      v. f(x) = ax²+bx+c; a≠0 ®  f -1(x)=

Catatan:
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai invers jika domainnya dibatasi.

Contoh:
Diketahui f: R ®  R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!
Cara 1:
y = 2x - 5 (yang berarti x = f -1(y))
2x = y + 5
x = 
f -1(x) =
Cara 2:
f(x) = ax + b  ®  f -1(x) =
f(x) = 2x – 5  ®  f -1(x) =

Contoh:
Diketahui  Tentukan !
Cara 1:
y(x - 4) = 2x + 1
yx – 4y = 2x + 1
yx – 2x = 4y + 1
x(y – 2) = 4y + 1
x = 
f -1(x) =
Cara 2:
f(x) =  ®  f -1(x) =
 ®  f -1(x) =

Contoh:
Jika   dan . Tentukan nilai k!
Cara 1:
y(3x - 4) = 2x
3xy – 4y = 2x
3xy – 2x = 4y
x(3y – 2) = 4y
x = 
f -1(x) =
f -1(k) =
1 =
3k – 2 = 4k
k = -2

Cara 2:
   f -1(k) = a  ®  k = f(a)

 ®  k = f(1) =
Contoh:
Diketahui f(x) = 52x, tentukan  f – 1 (x)!
Cara 1:
y = 52x (ingat rumus logaritma: a n = b ® n = )
2x =
x =
f – 1 (x) =
Cara 2:
f(x) = acx  ®  f -1(x) = alog x
f(x) = 52x  ® f – 1 (x) =
Contoh:
Diketahui f(x) = x2 – 6x + 4, tentukan f–1 (x)!
Cara 1:
y = x2 – 6x + 4
y – 4 = x2 – 6x
y – 4 = (x – 3) 2 – 9
y + 5 = (x – 3) 2
x – 3 = ±
x = 3 ±
f – 1 (x) = 3 ±

Cara 2:
f(x) = ax²+bx+c ®  f -1(x) =
f(x) = x2 – 6x + 4 ®  f -1(x) =

3. Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi f(x).

Contoh:
Diketahui g(x) = 3 – 2x dan (g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12, tentukan rumus fungsi f(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) = 2x2 + 2x – 12
g(f(x)) = 2x2 + 2x – 12
3 – 2f(x) = 2x2 + 2x – 12
-2f(x) = 2x2 + 2x – 15
f(x) = -x2 – x + 7,5
Cara 2:
g(x) = 3 – 2x  ®  g -1(x) =
  f(x) = [g -1 o (g o f)](x)

f(x) =

Contoh:
Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o f)(x) = , tentukan rumus fungsi g(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
Misalkan: 2x – 1 = a  ®  x =
g(a) =
g(a) = =
g(x) =
Cara 2:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
g(2x-1) =
g(x) =
Cara 3:
f(x) = 2x -1  ®  f -1(x) =
  g(x) = [(g o f) o f -1](x) = (g o f)( f -1(x))

g(x) =
4. Invers Dari Fungsi Komposisi
Misalkan fungsi f dan fungsi g nasing-masing merupakan fungsi bijektif sehingga mempunyai fungsi invers f -1 dan g-1. Fungsi komposisi (g o f) , pemetaan pertama ditentukan oleh f dan pemetaan kedua ditentukan oleh g. Mula-mula x oleh fungsi f dipetakan ke y, kemudian y oleh fungsi g dipetakan ke z, seperti tampak pada diagram berikut.


 


                                                        
                              f                          g


               A                           B                       C

                                    g o f

Fungsi (g o f) -1 memetakan z  ke x. Mula-mula z dipetakan ke y oleh fungsi g-1, kemudian y dipetakan x oleh fungsi f -1. Sehingga (g o f)-1 dapat dinyatakan sebagai komposisi dari (f-1 0 g-1). Seperti tampak pada diagram berikut.


 



                         f-1                                        g-1


            A                           B                            C

                                   (g o f) -1

Jadi diperoleh hubungan:
         (g o f) -1 (x) = (f -1 o g -1)(x)


Contoh:
Diketahui fungsi f(x) = 2x – 3 dan g(x) = . Tentukan (f o g) - 1(x)!
Cara 1:
(f o g)(x) = 2() – 3 =
Misalkan y = (f o g)(x)
y =
y(3x+1) = -9x – 1
3xy + y = -9x – 1
3xy + 9x = -y – 1
x (3y + 9) = -(y + 1)
x =
(f o g) - 1(x) =
Cara 2:
(f o g)(x) = 2() – 3 =
 (f o g) - 1(x) =



Contoh:
Diketahui f - 1(x) = x - 2,  g - 1(x) = dan h(x)=(g o f)(x). tentukan h - 1(x)!
Cara 1:
f - 1(x) = x – 2  
(f–1 o f)(x) =I(x)  ® f- 1(f(x)) = x
f(x) – 2 = x
f(x) = x + 2
f(x) = 2x + 4

g - 1(x) =
(g– 1 o g)(x) =I(x)  ® g - 1(g(x)) = x
= x
4g(x) + 5 = x.g(x)- 2x
4g(x) – x.g(x) = -2x – 5
g(x)(4 - x) = -2x – 5
g(x) =
h(x) = (g o f)(x)
h(x) = -
h - 1(x) =
Cara 2:
     h(x) = (g o f)(x)  ®   h - 1(x) = (g o f) - 1 (x) =  (f -1 o g -1)(x) = f -1( g -1(x))

h - 1(x) = . - 2 =

Tidak ada komentar:

Posting Komentar