Pages

SL

Sabtu, 24 November 2018

Latar Belakang terjadinya Perang Dingin


Latar Belakang terjadinya Perang Dingin

Perang Dingin adalah perang dalam bentuk ketegangan sebagaiperwujudan dari konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan ideologi antarablok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. SehinggaPerang Dingin merupakan pertikaian antara kedua blok tersebut.

Latar Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut :
1.    Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis,dan AS). AS berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaikikehidupan perekonomiannya.
2.    Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar dan berperan membebaskan Eropa bagianTimur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. UniSoviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagainegara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakiasehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
3.    Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di luar wilayah Eropa.Dampaknya muncul 2 kelompok negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negaraberkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan ekonomi dunia.

Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :
1.     Penyebaran Ideologi
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/ ideologi yangberbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalissedangkan Uni Soviet berideologi komunis.Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang memungkinkan kapitalismeberkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinanbahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat.

2. Keinginan untuk Berkuasa
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang baru. ASsebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjamanmodal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjaditempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang mulai kuatekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenagaahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

3. Berdirinya Pakta Pertahanan
Guna Mengatasi Berbagai Perbedaan Yang Ada Dan Kepentingan Untuk Dapat Berkuasa Maka Negara-Negara Eropa Barat Dan Amerika Serikat Mendirikan Pakta Pertahanan Yang Dikenal Dengan Nama Nato(North Atlantic Treaty Organization) Atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara Untukmengimbangi Kekuatan Nato Pada Tahun 1955 Uni Soviet Mendirikan Pakta Pertahanan Yaitu Paktawarsawa. Anggota Pakta Warsawa Yaitu Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur,Hongaria, Polandia, Dan Rumania.Berdirinya Kedua Pakta Tersebut Menyebabkan Muncul Rasa Saling Curiga, Ketidakpercayaan, Dankesalahpahaman Antara Kedua Blok Baik Blok Barat Maupun Blok Timur. Amerika Dituduh Menjalankanpolitik Imperialis Untuk Mempengaruhi Dunia Sementara Uni Soviet Dianggap Melakukan Perluasanhegemoni Atas Negara-Negara Demokrasi Melalui Ideologi Komunisme.

Perang Dingin Dan Pengaruhnya Di Kawasan Asia Pasifik, Khususnya Dampak Dari Terjadinya Perang Vietnam.

Pengaruh Perang Dingin di kawasan Asia Pasifik, bermula dengan munculnya kebijakan luar negeri Presiden AS Harry S.Truman yang bernama containment policy, yaitu kebijakan luar negeri AS yang fokus kepada pembendungan pengaruh komunisme USSR dimanapun termasuk di kawasan Asia Pasifik. Kebijakan ini semula diusulkan oleh seorang diplomat AS bernama George F.Kennan dalam majalah Foreign Affairs dengan tujuan menghadapi konflik jangka panjang yang ditanggapi dengan sabar namun tetap waspada serta hancurnya kekuatan pengaruh komunisme USSR atau melunaknya manuver politik USSR. Kebijakan ini menimbulkan image that US as the guardian of peace and USSR as peace threatener that must be terminated. Fokus utama kebijakan ini adalah negara-negara yang dianggap sebagai mitra kuat AS yaitu Eropa Barat untuk membendung pengaruh komunisme USSR di kawasan Eropa khususnya Eropa Timur, serta Jepang sebagai mitra AS di Asia Pasifik.

Namun pada tahun 1949 muncul ancaman besar baru bagi AS, yaitu dengan munculnya Cina sebagai kekuatan besar yang memiliki ideologi komunisme di bawah pemerintahan Mao Ze Dong.

Cina dianggap menyatu dengan USSR terlebih dengan kondisi geografis yang sangat strategis, sehingga hal ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi AS. Dengan munculnya Cina sebagai kekuatan komunisme yang baru, maka pihak AS mengkhawatirkan terjadinyadomino effect dimana kekhawatiran AS akan jatuhnya negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik ke dalam pengaruh ideologi komunisme Cina-USSR.

Pada tahun 1951, pihak AS dan Jepang menandatangani perjanjian Mutual Security Agreement yang bertujuan membendung pengaruh Cina di kawasan Asia Pasifik.
Lalu pada tahun 1950-1953 terjadi Perang Vietnam pertama antara kaum nasionalis Ho Chi Minh melawan kaum kolonialis Perancis. Tujuan kaum kolonialis Perancis dalam hal ini adalah demi membentuk negara Vietnam merdeka dan bebas dari pengaruh ideologi komunisme Cina-USSR. Momen inilah momen pertama dimana AS dan USSR terlibat langsung ketika AS memberi bantuan dana US$1 Milyar kepada pihak Perancis, dan USSR-Cina memberi bantuan kepada pihak nasionalis Ho Chi Minh. Namun pada tahun 1954 pihak kolonialis Perancis dikalahkan oleh kaum nasionalis Ho Chi Minh. Saat itu muncul suatu dilema persepsi mengenai Ho Chi Minh, yaitu apakah Ho Chi Minh seorang komunis ? Namun beberapa pemimpin negara-negara Asia mengatakan bahwa perjuangan Ho Chi Minh merupakan perjuangan meraih kemerdekaan semata.

Lalu pada tahun 1954, ada sebuah perjanjian bernama Geneva Convention dimana PBB memutuskan untuk membagi Vietnam menjadi 2 wilayah Utara dan Selatan. Sejak inilah muncul konflik antara pihak Utara dibawah kepemimpinan Ho Chi Minh yang notabenenya sebagai pihak komunis, dengan pihak Selatan yang seringkali didukung oleh pihak liberalist AS.

Pada tahun 1954, AS membentuk SEATO, sebuah bentuk kerjasama pertahanan antara AS-Australia-NZ-Perancis-Inggris-Thailand-Filipina-Pakistan demi membentuk sebuah collective security di kawasan Asia Pasifik. Tetapi pada tahun 1977 SEATO dibubarkan karena dianggap tidak memainkan peran yang signifikan di kawasan ini.

Berbeda halnya dengan Indonesia dan negara-negara post-kolonialist lainnya yang baru merdeka dari zaman kolonialisme, mereka menerapkan politik luar negeri bebas aktif dimana tidak memilih memihak ke masing-masing pihak, tetapi tetap aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Inilah yang menjadi dasar bagi diselenggarakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.
Pada tahun 1961 mulai terjadinya Perang Vietnam yang kedua antara pihak Utara yang didukung oleh pasukan militer USSR-Cina dengan pihak Selatan yang didukung pasukan militer AS. Inilah yang menjadi kesalahan terbesar kebijakan luar negeri presiden AS John Fitzgerald Kennedy dimana ia mengirimkan 15.000 tentaranya ke Vietnam.

Tetapi di luar dugaan, pasukan gerilyawan Vietnam Utara dengan peralatan militer yang sangat konvensional, berhasil mengalahkan pasukan AS yang notabenenya memiliki peralatan militer yang sangat canggih di masa itu serta jumlah pasukan yang jauh lebih banyak. Inilah salah satu kegagalan terburuk dalam sejarah militer bangsa Amerika selain kegagalannya di Teluk Babi Kuba.

Pada tahun 1962 hubungan USSR dengan Cina mulai pecah, dan inilah yang menyebabkan hubungan internasional menjadi tripolar. Momen ini lah yang dijadikan AS untuk mulai mendekati dan menjalin hubungan kerja sama dengan Cina.

Kesalahan strategi perang dan situasi medan perang yang di luar dugaan militer AS di Vietnam, menjadikan pemerintah AS pada masa itu (1972) di bawah kepemimpinan Presiden Richard Nixon berupaya menarik mundur pasukan AS, tetapi dengan image bahwa AS tidak kalah dalam perang tersebut. Maka pada tahun 1972 Presiden Nixon datang ke Cina dengan tujuan menandatangani perjanjian Shanghai Comunique yang berisi pengakuan diplomatik AS yang mengakui RRC sebagai satu-satunya Cina, mengingat dengan adanya konflik disintegrasi antara Cina dan Taiwan.

Dampak Perang Dingin dari segi pertarungan idelogi di kawasan Asia memang tidak terlalu terasa seperti yang terjadi di kawasan Eropa, namun di kawasan Asia terjadi kontak langsung dalam artian perang bersenjata antara pihak-pihak yang menjadi buffer-state dari AS dan USSR seperti Perang Semenanjung Korea, dan Perang Vietnam.
Dampak dari Perang Vietnam itu sendiri sangat beragam, diantaranya adalah :
1. Image AS di Asia Tenggara menurun, khususnya setelah menelan kekalahan di Vietnam yang menyebabkan ditutupnya pangkalan militer AS di kawasan ASEAN serta sifatinconfident AS terhadap dunia internasional sampai awal tahun 1990an dimana Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya USSR yang menjadikan AS sebagai pihak terkuat dalam hubungan internasional.
2. Munculnya organisasi kawasan di Asia Tenggara yaitu ASEAN pada tahun 1967 melalui Deklarasi Bangkok dalam rangka mencegah penyebaran pengaruh ideologi komunis di kawasan Asia Tenggara.
3. Perubahan bargaining power AS di kawasan Asia Pasifik, dari semula menggunakan pendekatan militeristik ke arah pendekatan ekonomi melalui paham free trade.

Sumber refrensi :
http://guruwan.blogspot.co.id/2014/01/latar-belakang-perang-dingin.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar