LAPORAN KARYA TULIS
KE MUSEUM SANGIRAN
Disusun oleh :
Nama :
Herlina Kusumawati
No :
12
Kelas :
VIII A
SEKOLAH STANDAR NASIONAL
SMP NEGERI 1 GESI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENGESAHAN
Laporan karya
wisata ini disahkan guna memenuhi persyaratan mengikuti Ulangan Akhir Semester
(UAS) dan sebagai tugas akhir mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Gesi Tahun Pelajaran 2016/2017.
Wali Kelas Guru
Pembimbing
ARTAM PURNOMO SUGIANTO
NIP. - NIP. –
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Gesi
Drs.
SUNARTO
NIP. 19581003 198103 1 010
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat dan Karunia-Nya,
kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis tentang “Museum
Sangiran” ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan
teman-teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik.
karya tulis
tentang “Museum Sangiran” ini disusun sebagai bentuk proses belajar
mengembangkan kemampuan siswa. Kami menyadari dalam pembuatan karya tulis ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan kami di masa yang akan datang.
Kami berharap
semoga dengan selesainya karya tulis ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
“Museum Sangiran”. Atas perhatian dan kerja sama teman-teman beserta para
pembimbing kami ucapkan terima kasih.
Gesi, Desember 2016
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
PENGESAHAN................................................................................................... ii
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B.
Identifikasi Masalah....................................................................... 1
C.
Rumusan Masalah...........................................................................
D.
Tujuan Penulisan............................................................................. 1
E.
Manfaat Penulisan.......................................................................... 1
BAB
II LAPORAN OBYEK WISATA
A.
Sejarah Museum Sangiran............................................................. 2
B.
Wilayah Sangiran........................................................................... 2
C.
Koleksi Museum Sangiran............................................................. 3
D.
Fasilitas.......................................................................................... 5
E.
Lokasi............................................................................................ 5
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................... 6
B.
Saran............................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Karya Wisata adalah kegiatan wisata
yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa serta menambah
pengalaman. Setelah karya wisata kami laksanakan, siswa diwajibkan untuk
membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Laporan karya tulis ini merupakan
tugas bagi semua angkatan kelas VIII SMP 1 Gesi. Dalam penyusunan karya tulis
ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya
yang diperoleh selama menjalankan study tour.
B. Identifikasi
Masalah
Pentingnya di adakan kegiatan widya
wisata ke Malang untuk menambah pengetahuan siswa dan liburan.
C. Rumusan
Masalah
1. Bagaiamna
Sejarah museum Sangiran itu?
2. Bagaimana
deskripsi Museum Sangiran?
3. Apa saja Koleksi
di Museum Sangiran ?
D. Tujuan
Penulisan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai Museum
Sangiran.
E. Manfaat
Penulisan
1. Menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Mengenalkan
siswa dengan kota Malang.
3. Memberi
pengalaman berkunjung ke Malang.
4. Untuk melihat
keindahan karya Allah SWT.
5. Menguatkan
ukhuwah islamiyah antar siswa dan guru.
BAB II
LAPORAN OBYEK WISATA
A.
Sejarah
Museum Sangiran
Sejarah singkat
Situs Sangiran dimulai tahun 1893, ketika untuk pertama kalinya situs ini
didatangi peneliti Eugene Dubois. Pada tahun 1932 L.J.C. van Es melakukan
pemetaan secara geologis di Sangiran dan sekitarnya. Peta inilah yang kemudian
digunakan oleh G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934 untuk melakukan survei
eksploratif dengan temuan beberapa artefak prasejarah. Fosil-fosil hominid
mulai ditemukan pada tahun 1936 dan hingga tahun 1941 Koenigswald telah
menemukan sejumlah fosil Homo erectus.
Temuan tinggalan
masa lalu berupa fosil fauna, artefak, dan fosil Homo erectus mengalami
peningkatan baik dari jumlah maupun kualitas sehingga perlu dibentuk Unit Kerja
di bawah Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah yang
bertugas mengamankan situs dan temuan arkeologis di Sangiran. Unit Kerja ini
dibentuk pada tahun 1982. Eksplorasi terhadap Situs Sangiran semakin intensif
dilakukan sehingga potensi Sangiran sebagai situs prasejarah yang penting bagi
pengetahuan , khususnya mengenai pemahaman evolusi manusia dan lingkungan
semakin diperhitungkan dunia.
Pada tanggal 5
Desember 1996, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh
UNESCO, dengan nomor penetapan C.593. Dengan status ini pengelolaan Situs
Sangiran menjadi prioritas sehingga perlu disusun Master Plan dan DED
Pengembangan Situs Sangiran. Sejalan dengan hal tersebut, pada tahun 2007
Pemerintah membentuk Unit Pelaksana Teknis yang bertugas mengelola Situs
Sangiran dan situs-situs sejenis lainnya di Indonesia. UPT tersebut diberi nama
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
B.
Wilayah
Sangiran Museum Sangiran
Sangiran adalah
sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia.Sangiran memiliki area sekitar 48
km². Secara fisiografis sangiran terletak pada zona Central Depression, yaitu
berupa dataran rendah yang terletak antara gunung api aktif, Merapi dan Merbabu
di sebelah barat serta Lawu di sebelah timur.
Secara
administratif Sangiran terletak di Kabupaten Sragen (meliputi 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Kecamatan Gondangrejo) dan
kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Sangiran terletak di desa Krikilan, Kec.
Kalijambe ( + 40 km dari Sragen atau + 17 km dari Solo) situs ini menyimpan
puluhan ribu fosil dari jaan pleistocen ( + 2 juta tahun lalu).
Situs Sangiran
merupakan daerah perbukitan yang mencakup kawasan seluas 32 km² dengan
bentangan arah dari utara ke selatan kurang lebih 8 km dan dari barat ke timur
kurang lebih 4 km². Daerah ini meliputi 12 kelurahan di 4 kecamatan, yaitu
kecamatan kalijember, gemolong, plupuh, dan godangrejo. Daerah sangiran
memiliki sebuah sungai yang membelah daerah tersebut menjadi dua yaitu kali cemara yang bermuara di bengawan solo.
Fosil-fosil purba
ini merupakan 65 % fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia.
Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di
Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Pada tahun 1977 Sangiran
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.070/0/1977,
tanggal 5 Maret 1977. Selanjutnya keputusan itu dikuatkan oleh Komite World
Heritage UNESCO pada peringatannya yang ke-20 di Merida, Mexico yang menetapkan
kawasan Sangiran sebagai kawasan World Heritage (warisan dunia) No. 593.
C.
Koleksi
Museum Sangiran
1.
Fosil manusia, antara lain
Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus
robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus , Homo soloensis
, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.
2.
Fosil binatang bertulang belakang,
antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah),
Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica
(harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi,
banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
3.
Fosil binatang air, antara lain
Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda
nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan
foraminifera.
4.
Batu-batuan , antara lain
Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis.
5.
Alat-alat batu, antara lain serpih
dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini
sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum
Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa
fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium
Paleoanthropologi Yogyakarta.
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat
melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang
menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai
sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan
interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.
Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan
menarik, secara nyata sobat dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi
yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih
dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat
penting secara nasional maupun internasional.
D.
Fasilitas Museum
Purbakala Sangiran
Selain museum tempat menampung dan memamerkan benda
koleksi, mseum sangiran juga terdapat berbagai fasilitas yang dapat dinikmati
oleh para pengunjung. Museum Sangiran sudah terdapat Gapura Masuk Musem &
Loket Masuk, Kawasan Parkir, Ruang Pameran, Audio Visual, Mess Peniliti, Gardu
Pandang Sangiran, Kios-Kios Penjual Cinderamata. Gardu Pandang Sangiran
digunakan untuk melihat pemandangan di sekitar Sangiran. Sedangkan mess
peneliti digunakan oleh para peneliti yang sedang mengadakan study di Museum
Purbakala Sangiran. Kios Cinderamata di Sangiran menyediakan berbagai macam
souvenir dari Sangiran seperti kalung, batu, cincin, gelang, dan replika
manusia purba.
E.
Lokasi Museum
Purbakala Sangiran
Museum Purbakala Sangiran terletak di Ds. Krikilan
Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi ini berada sekitar 20 km dari
Kota Solo kearah utara.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan yang telah saya peroleh
dari perjalanan Study Tour saya ke Malang yaitu : merupakan perjalanan yang
menyenangkan dan berkesan, selain bersenang-senang disana banyak pelajaran,
pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dapat saya ambil, dan saya pelajari dan
menjadi suatu kenang-kenangan dimasa SMP ini.
B.
Saran
Kami sebagai penulis hanya dapat memberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Kunjungilah setiap ruang
yang ada di museum Sangiran, karena semua ruang menarik dan dapat membuat kita
terpesona akan kekayaan purbakala Indonesia.
2. Hendaknya diterbitkan
brosur, pamphlet maupun media lainnya agar memudahkan pengunjung jika akan
menuju Museum Sangiran.
3. Hendaknya Museum Sangiran
lebih dijaga dan dilestarikan sebagai bukti bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang bangga melestarikan budayanya.
4. Sarana dan prasarana Museum
Sangiran hendaknya lebih dilengkapi untuk memberikan rasa nyaman kepada
pengunjung.
5. Kepada pihak pengelola agar
kedepannya pelayanannya semakin baik dan semakin maju.
DAFTAR PUSTAKA
Mantab mbakkk... sukses selalu!!!
BalasHapus