Tembang Pangkur
Pengertene tembang pangkur :
Miturut maknane, tembang pangkur
iku nggambarake mangsa nalika wis kliwat umur kang wus ngungkurake babagan
kadonyan.
Watak tembang pangkur : Watake
tembang pangkur iku madhep manteb, banter, nesu. Cocok kanggo ngandharake
pitutur, katresnan, crita kang nyata, lan sapiturute.
Makna tembang pangkur : Pangkur
saka tembung mungkur kang ateges nyingkiri hawa nepsu angkara murka. Wos kang
kamot ing tembang pangkur
1.Serat Wedhatama ngajarake
tuntunan moral ing babagan etika pribadi minangka pamangun karakter dhiri
pribadi.
2.Ngajarake tuntutan moral
minangka perangan saka pendidikan karakter ing babagan etika sosial.
3.Serat Wedhatama ngajarake
supaya aja tumindak kaya dene tumindake wong bodho, kang omongane ora karu
karuan lan ora tinemu nalar (ngandhar andhar angendhukur, kandhane nora
kaprah).
4.Serat Wedhatama uga ngajarake
tuntunan moral ing babagan nembah mring kang maha kuasa. TEMBANG PANGKUR
Ajining wong ing wicara, resep sedep wijile rum aririh, wosing sedya laras
runtut, grapyak gampang tinampa, culing tutur tinampa datan ngelantur, solah
bawa mung samadya, karyenak tyasing sasami.
Dalam bahasa Indonesia syair dari
tembang pangkur tersebut artinya kurang lebih berbunyi : Manusia/ kita dinilai
dari wicara (mulut), itu sebabnya bicara kita haruslah bicara yang tidak keras/
bernada marah, mudah dimengerti, memiliki maksud yang baik, mudah diterima di
lingkungan apa pun, tidak berbelit-belit/ tidak berbohong, tidak banyak
tingkah, menyenangkan bagi siapapun. Itu adalah nasehat nenek moyang kita
(seorang pelaut) yang diwujudkan dalam tembang/ nyanyian dengan maksud supaya
mudah dimengerti oleh kita cucu-cunya semua.
Nasihat ini dimuat dalam tembang
pangkur.seyogianya kamu memahami hakikat pengabdian bagi kehidupan,tentang baik
dan buruk perlu kamu ketahui.pahami pula adat dan aturan,serta siang malam
jangan kau lupakan tata krama tersebut
Tembang macapat
pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur
(nasihat), pertemanan, dan cinta. Baik rasa cinta kepada anak,
pendamping hidup, Tuhan dan alam semesta. Banyak yang memaknai tembang macapat
pangkur sebagai salah satu tembang yang berbicara tentang seseorang yang telah
menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau
mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Oleh karena itu sangat banyak
tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda.
Salah satu contoh tembang
macapat pangkur yang populer di masyarakat adalah karya KGPAA Mangkunegoro IV
yang tertuang dalam Serat Wedatama, pupuh I, yakni :
Mingkar-mingkuring ukara
(Membolak-balikkan kata)
Akarana karenan mardi siwi
(Karena hendak mendidik anak)
Sinawung resmining kidung
(Tersirat dalam indahnya tembang)
Sinuba sinukarta
(Dihias penuh warna )
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
(Agar menjiwai hakekat ilmu luhur)
Kang tumrap ing tanah Jawa
(Yang ada di tanah Jawa/nusantara)
Agama ageming aji.
(Agama “pakaian” diri)
(Membolak-balikkan kata)
Akarana karenan mardi siwi
(Karena hendak mendidik anak)
Sinawung resmining kidung
(Tersirat dalam indahnya tembang)
Sinuba sinukarta
(Dihias penuh warna )
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
(Agar menjiwai hakekat ilmu luhur)
Kang tumrap ing tanah Jawa
(Yang ada di tanah Jawa/nusantara)
Agama ageming aji.
(Agama “pakaian” diri)
Dari tembang macapat pangkur
diatas dapat ditafsirkan bahwa, perlu memilih dan menggunakan kata-kata
yang bijak dalam mendidik anak. Dari cara bertutur orang tua harus bisa menjadi
contoh yang baik, karena dengan kata-kata yang baik tentu akan lebih
nyaman untuk didengarkan. Mendidik bisa melalui tembang yang dirangkai
indah agar menarik, sehingga semua nasihat-nasihat tentang ilmu luhur yang ada
di tanah jawa dapat dihayati, dan agama bisa menjadi salah satu ajaran dalam
kehidupan diri.
Dalam serat Wedhatama pupuh I
ini, KGPAA Mangkunegoro IV memberi sebuah gambaran akan pentingnya
manusia untuk selalu belajar agar dapat menguasai ilmu luhur. Yang dimaksut
dengan ilmu luhur dalam konteks kekinian tentu cerdas secara intelektual
(IQ), cerdas secara emosi dan spiritual (ESQ). Cerdas secara intelektual
berarti dia pandai dalam menggunakan logika-logika, sedangkan cerdas secara
emosi dan spiritual berarti ia mampu mengelola emosi, sikap, mampu membawa
diri, dan memiliki kesadaran tinggi atas dirinya dengan lingkungan dan
Tuhannya.
Tembang macapat pangkur di atas
hanya merupakan tembang pembuka dalam serat Wedhatama Pupuh I Pangkur.
Dalam bait-bait tembang berikutnya KGPAA Mangkunegoro IV dengan jelas juga
memberi gambaran tentang perbedaan orang-orang yang berilmu luhur dengan orang
yang kurang ilmu.
Jinejer ing Wedhatama
(Tersaji dalam serat Wedhatama)
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
(Agar jangan miskin budi pekerti)
Mangka nadyan tuwa pikun
(Padahal meskipun tua dan pikun)
Yen tan mikani rasa
(bila tak memahami rasa)
Yekti sepi sepa lir sepah asamun
(Tentu sangat kosong dan hambar seperti ampas buangan)
Samasane pakumpulan
(Ketika dalam pergaulan)
Gonyak-ganyuk nglelingsemi.
(Terlihat bodoh memalukan)
(Tersaji dalam serat Wedhatama)
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
(Agar jangan miskin budi pekerti)
Mangka nadyan tuwa pikun
(Padahal meskipun tua dan pikun)
Yen tan mikani rasa
(bila tak memahami rasa)
Yekti sepi sepa lir sepah asamun
(Tentu sangat kosong dan hambar seperti ampas buangan)
Samasane pakumpulan
(Ketika dalam pergaulan)
Gonyak-ganyuk nglelingsemi.
(Terlihat bodoh memalukan)
Filosofi dan
Watak Tembang Pangkur
Filosofi tembang pangkur
Kata Pangkur berasal dari kata ‘mungkur’ yang berarti pergi atau
meninggalkan. Filosofi dalam tembang pangkur adalah penggambaran dari kehidupan
yang seharusnya dapat menghindari berbagai hawa nafsu dan angkara murka.
Jadi, ketika mendapati sesuatu yang buruk, hendaknya kita pergi menghindar
dan meninggalkan yang buruk itu. Pangkur juga menggambarkan seseorang yang
sudah mulai bersiap untuk meninggalkan segala hal bersifat keduniawian untuk
lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Watak tembang pangkur
Tembang pangkur memiliki watak atau karakter yang gagah, kuat, perkasa dan
hati yang besar. Tembang pangkur ini menjadi tembang yang cocok untuk
mengungkapkan kisah kepahlawanan, perjuangan juga peperangan.
Contoh tembang pangkur (8a – 11i – 8u – 7a – 8i – 5a – 7i)
Muwah ing sabarang karya
Ingprakara gedhe kalawan cilik
Papat iku datan kantun
Kanggo sadina-dina
Lan ing wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku nora lali
TUGAS BAHASA JAWA
TEMBANG PANGKUR
Disusun oleh :
Nama : Dela
An Nafi Sheptya
No :
09
Kelas : X
SOS 3
SMA NEGERI 1 SUKODONO
Tahun Pelajaran 2016/2017
Nama:Faris Ar Rouf
BalasHapusNo:18
Kelas:X IPS 3
Nama:Abdul Rafiq Ustanda
BalasHapusNo:01
Kelas:X IPS 3
Nama:Allyvia adzani
BalasHapusNO:04
Kelas:X Ips 3
Nama:Tanti Septiani
BalasHapusNo:31
Kelas:X Ips 3
Nama:Nandia Ade Irma
BalasHapusNo:27
Kelas:X IPS 3
Nama:Zahra Aulia Salsabila
BalasHapusNo:36
Kelas: X IPS 4
Nama:Erlita Ambarsari
BalasHapusNo:16
Kelas:X IPS 3
Nama:Linda Amalia
BalasHapusNo:14
Kelas:X MIPA 4
Nama:MASYUNI
BalasHapusNO:11
KELAS:X IPS 4
Nama:Ade sumita
BalasHapusNo:01
Kelas:x IPS 4
Nama :febri puspita sari
BalasHapusNo absen: 20
Kelas :x ips 3
NAMA:KEKE AMALIA MASAYU
BalasHapuskelas: XMIPA 4
No abz:13
Nama:Selvi Fitrianingsih
BalasHapusNo Absen:30
Kelas:X Ips3
Nama:Winanda putri diana
BalasHapusNo absen:35
Kelas:X Ips3
Nama:alam fakhuroji
BalasHapusNo.absen:2
Kelas:X mipa 4
Nama:putri Maya lestari
BalasHapusNo. abs:25
Kelas:X-Mipa4
Nama:Nia pathiah nasa
BalasHapusNo absen:28
Kelas:X Ips3
Dyan Nurkhasanah
BalasHapusNo.abs:04
Kls:Xips4
Dyan Nurkhasanah
BalasHapusNo.abs:04
Kls:Xips4
Nama:Lutfiyah Fanisa Rachmah
BalasHapusNo Absn:15
Kelas:X.4
Nama:indri solihatun
BalasHapusno absen;21
kls:X7ips3
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : MUKHAMMAD TEGAR FIRMANSYAH
BalasHapusNo absen:15
Kelas X1 MIPA
Nama :Tasya Dwi Apriliyani
BalasHapusNo :32
Kelas:X.MIPA.1
Nama :Tasya Dwi Apriliyani
BalasHapusNo :32
Kelas:X.MIPA.1
Nama:Tiara Nurul Aprilia
BalasHapusNo:29
Kelas:X.IPS.4
Nama: SITI NUR ALVI LAELI
BalasHapusNo: 24
Kelas: X.IPS.4
Nama:Nia pathiah nasa
BalasHapusNo:28
Kelas:X.ips.3
Nama:Hani Wulandari
BalasHapusNo:10
Kelas:xmipa4
Nama:Noval Febriyansah
BalasHapusNo :23
Kls :IPA4
Nama:alam fakhuroji
BalasHapusNo:2
Kelas:X mipa 4
Nama:Imelda suryani dewi
BalasHapusAbsen:11
Kelas:X4
Nama:tia safitri
BalasHapusNo:32
Kelas:x.6
Nama:Alden tonis dwi Morgana
BalasHapusNo,absen:3
Kelas:X4
Nama:Aisyah Eva Triyana
BalasHapusNo absen:01
Kelas:X MIPA 4
Nama: siti sarah
BalasHapusNo absn: 29
Kelas: X MIPA4
Nama: syawaliyah nurus salamah
BalasHapusNo absen: 32
Kelas: X MIPA 4
Nama: Triyono
BalasHapusNo absen: 33
Kelas: X6
Nama: nopita puji Asih
BalasHapusNo.absn: 22
Kelas: X MIPA 4
Nama:Khairul Azmi Saputa
BalasHapusNo.absen:15
Kelas:X6
Nama:alam fakhuroji
BalasHapusNo.absen:2
Kelas:X mipa 4
Nama:Anto hermawaNo
BalasHapusNo.absen:6
kelas:x6
Nama:Wisma NurDion
BalasHapusNo.absen:36
Kelas:x6
Nama :Slamet Iriyadi
BalasHapusKelas :X IPA 4
No.Absen :30
Nama: Camelia Putri
BalasHapusKelas:X MIPA 4
No.absen:6
Nama=amanda eka yunita
BalasHapusKls=X7
No=06
Nama: M.Syahrul Ramadhan
BalasHapusKls :X IPS 1
No. :21
Nama:Tedy Farhan Aulia
BalasHapusKls:X7
No:32
Nama:Ahmad wahyu budiman
BalasHapusKelas:X MIPA 2
No. :02
Nama:wiwi lutfiasari
BalasHapuskelas:X4
No.absen:36
Nama:irena cahya resinah
BalasHapusKelas:X MIPA2
No:15
Nama: Tri intan apriliyani
BalasHapusKelas:X8
No.absen:32
Nama:siti nur indriyani
BalasHapusKelas:X MIP2
No :30
Nama: Dede Reno Pangestu
BalasHapusKelas:x7
No.absen:9
Nama:anto hermawan
BalasHapuskelas:x6
absen:6
Nama: Abdul Rafiq Ustanda
BalasHapusKelas:X7
Absen:01
Nama : Umi Ai'matul Farikha
BalasHapusNo : 31
Kelas: X MIPA 2