BAB 6
APLIKASI KOMPOSISI FUNGSI DAN FUNGSI INVERS
Disusun oleh :
1.
Anggi Astuti Muda Makin (02)
2.
Arlindo Wahyu Putri W.W. (03)
3.
Fatma Widiasari (09)
SMA NEGERI 1 SUKODONO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
A. OPERASI ALJABAR PADA
FUNGSI
Definisi
Aljabar
Aljabar
merupakan salah satu cabang dari matematika yang mempelajari tentang pemecahan
masalah menggunakan simbol–simbol sebagai pengganti konstanta dan variabel
(wikipedia). Aljabar sendiri ditemukan oleh seorang cendekiawan Islam yaitu
beliau Al Khawarizmi. Aljabar berasal dari kata “al – jabr” yang artinya
penyelesaian.
Berikut ini
Beberapa istilah pada Aljabar :
Variabel : simbol pengganti suatu bilangan yang belum
diketahui nilainya secara jelas
Konstanta : bilangan yang tidak memuat variabel
Koefisien : faktor konstanta dari suatu variabel
Operasi Aljabar Pada Fungsi
Misalkan, f(x)
dan g(x) diberikan oleh
f(x) = x dan
g(x) = 2x
penjumlahan
f(x) = x dan g(x) yaitu f(x) + g(x) = x + 2x = 3x
operasi aljabar
ini mendefenisikan suatu fungsi baru yang disebut
jumlah dari f
dan g,
dilambangkan
dengan f + g. Nilai fungsi baru yang diperoleh ialah f(x) + g(x).
oleh karena
itu, ( f + g )(x) = f(x) + g(x) = x + 2x = 3x
Secara umum.
Defenisi jumlah f + g, selisih f – g, perkalian fg, dan pembagian f/g ialah
sebagai berikut.
Defenisi ini
berlaku jika f dan g terdefenisi.
Contoh Soalnya
1.
Jika f(x)
= x – 3 dan g(x) = 2×3 + 5x, tentukan hasil operasi fungsi berikut.
a. ( f + g )(x)
b. ( f – g )(x)
c. (fg)(x)
d. f /g
Penyelesaiannya :a. ( f + g )(x)
b. ( f – g )(x)
c. (fg)(x)
d. f /g
a. ( f + g )(x) = f(x) + g(x)
= (x – 3) + (2×3 + 5x)
= 2×3 + 6x – 3
b. ( f – g )(x) = f(x) – g(x)
= (x – 3) – (2×3 + 5x)
= -2×3 – 4x – 3
c. (fg)(x) = f(x) g (x)
=(x-3)(2×3 + 5x)
=2×4 + 5×2 – 6×3 – 15x
=2×4 -6×3 +5×2 – 15x
d. ( f/g )(x) = f(x) / g(x)
= (x – 3) / (2×3 + 5x)
2.
Pada subbab ini, kita akan
mempelajari operasi aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
pada fungsi). Perhatikan masalah berikut.Masalah-3.1
Seorang photografer dapat menghasilkan gambar yang bagus melalui dua tahap,
yaitu; tahap pemotretan dan tahap editing. Biaya yang diperlukan pada tahap
pemotretan (B1) adalah Rp500,- per gambar, mengikuti fungsi: B1(g) =
500g + 2500 dan biaya pada tahap editing (B2) adalah Rp100,- per gambar,
mengikuti fungsi: B2(g) = 100g + 500, dengan g adalah
banyak gambar yang dihasilkan.
a) Berapakah total
biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan kualitas yang bagus?
b) Tentukanlah
selisih antara biaya pada tahap pemotretan dengan biaya pada tahap editing untuk
5 gambar.
Alternatif
Penyelesaian
Fungsi biaya
pemotretan: B1(g) = 500g + 2.500
Fungsi biaya
editing: B2(g) = 100g + 500
a) Untuk
menghasilkan gambar yang bagus, harus dilalui 2 tahap proses yaitu pemotretan
dan editing, sehingga fungsi biaya yang dihasilkan adalah:
B1(g) + B2(g) = (500g + 2.500) + (100g + 500) =
600g + 3.000
Total biaya untuk menghasilkan 10 gambar (g = 10) adalah:
B1(g) + B2(g) = 600g + 3.000
B1(10) + B2(10) = (600 × 10) + 3.000 = 9.000
Jadi total biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 10 gambar dengan
kualitas yang bagus adalah Rp9.000,-
9
b) Selisih biaya
tahap pemotretan dengan tahap editing adalah:
B1(g) – B2(g) = (500g + 2.500) – (100g + 500) =
400g + 2.000
Selisih biaya pemotretan dengan biaya editing untuk 5 gambar (g = 5)
adalah:
B1(g) – B2(g) = 400g + 2.000
B1(5) – B2(5) = (400 × 5) + 2.000 = 4.000
Jadi selisih biaya yang diperlukan untuk menghasilkan 5 gambar dengan
kualitas yang bagus adalah Rp4000,-
Perhatikan
jumlah biaya pada bagian (a) dan selisih biaya pada bagian (b).
B1(g) =
500g + 2500 sehingga B1(5) = 5.000 dan B1(10) = 7.500.
B2(g) =
100g + 500 sehingga B2(5) = 1.000 dan B2(10) = 1.500
BJ (g) = B1(g)
+ B2(g) = 600g + 3000 sehingga BJ (10) = 9.000 dan B1(10)
+ B2(10)
= 7.500 + 1.500
= 9.000
Demikian juga,
BS (g) = B1(g)
– B2(g) = 400g + 2000 sehingga BS (5) = 4.000 dan B1(5)
– B2(5)
= 5.000 – 1.000
= 4.000.
Definisi
3.1
Jika f suatu
fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan daerah
asal Dg ,
maka pada operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian dinyatakan
sebagai berikut.
a) Jumlah f dan
g ditulis f + g didefinisikan sebagai ( f + g )(x)
= f (x) + g (x) dengan daerah asal D D D f +
f = _ g g.
b) Selisih f dan
g ditulis f – g didefinisikan sebagai ( f −g)(x)=
f (x)−g(x)dengan daerah asal D D D f − f =
_ g g.
c) Perkalian f dan
g ditulis f × g didefinisikan sebagai ( f ×g)(x)=
f (x)×g (x)dengan daerah asal D D D f× f =
_ g g.
d) Pembagian f dan
g ditulis dengan daerah
asal D
B. KOMPOSISI FUNGSI
1. Pengertian
Komposisi fungsi adalah penggabungan operasi
dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru.
Misalkan: f : A ® B dan g : B ® C
f g
A B C
h = g o f
Fungsi baru h = (g o f) : A ® C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) =
g(f(x))
(gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf ∩ Dg ≠
Ø
Nilai fungsi komposisi (gof)(x)
untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a))
Contoh 1:
Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3),
(6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g) b)
(g o f) c) (f o g)(1) d) (g o f)(4)
Jawab:
a)
(f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)} b) (g o
f) = {(0,2), (4,3)}
c)
(f o g)(1) = 4 d) (g o f)(4) = 3
Contoh 2:
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1, g : R ® R ; g(x) = x + 3
Tentukan : a) (f o g)(x) b) (g o f)(x) c) (f o g)(1) d) (g o f)(1)
Jawab :
(f o g)(x) = f(g(x))
= f(x+3)
= 2(x+3)²+1
= 2(x² + 6x + 9) + 1
= 2x²+12x+19
(g o f)(x) = g(f(x))
= g(2x²+1)
= 2x² + 1 + 3
= 2x² + 4
(f
o g)(1) = f(g(1))
= f(4)
= 2. (4)² +1
= 2.16 + 1
= 33
(g
o f)(1) = g(f(1))
= g(3)
= 3 + 3
= 6
Contoh 3:
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan
real.
f : A → B dengan f(x) = -x + 1;
g : B → C dengan g(x) = x2 dan
h = g o f : A → C.
Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
h(x) = (g o f)(x) = g(f(x)) =
g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 → (-x + 1)2 = 64 ↔ -x + 1 = ± 8
-x + 1 = 8 ↔ x = -7 atau –x + 1 = -8 ↔ x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x =
-7.
2. Sifat-sifat Komposisi Fungsi
Jika f : A ® B ; g : B ® C ; h :
C ® D, maka berlaku:
i. (fog)(x) ≠ (g o f)(x) (tidak
komutatif)
ii. ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x) (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x) (elemen identitas)
Contoh :
Diketahui
f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x
(f o g)(x) =
f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 – 2x + 1 = 7 – 2x
(g o f)(x) = g(f(x)) =
g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 – 2x – 1 = 2 – 2x
(g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2)
= 1 - x2
Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o
f)(x)
((fog)oh)(x)
= (fog)(h(x))= (fog)( x2
+ 2)= 7 – 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
(fo(goh))(x)=f((goh)(x))=
f(1 - x2)= 2(1 - x2)
+ 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)
(foI)(x) =
f(I(x)) = f(x) = 2x + 1
(Iof)(x) =
I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)
C. FUNGSI INVERS
1. Definisi
Jika
fungsi f : A ® B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)laÎA dan bÎB}, maka invers
dari fungsi f adalah f-1: B ® A ditentukan oleh: f-1:{(b,a)lbÎB dan aÎA}.
Jika
f : A ® B, maka f mempunyai fungsi invers f-1 : B
® A jika dan hanya
jika f adalah fungsi bijektif atau
korespondensi 1-1.
Jika
f : y = f(x) ® f -1 : x = f(y)
(f o f -1)(x) =
(f-1 o f)(x) = I(x) (fungsi
identitas)
2. Rumus Cepat Menentukan
Fungsi Invers
i. f(x) = ax + b; a ≠ 0 ® f -1(x)
=; a ≠ 0
ii.
f(x) = ; x ≠ - ® f -1(x) = ; x ≠
iii. f(x) = acx
; a > 0 ® f -1(x) = alog
x1/c = alog x ; c ≠ 0
iv. f(x) = a
log cx ; a > 0; cx > 0 ® f -1(x) = ; c ≠ 0
v. f(x) = ax²+bx+c; a≠0 ® f -1(x)=
Catatan:
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat
mempunyai invers jika domainnya dibatasi.
Contoh:
Diketahui f: R ® R dengan f(x) = 2x - 5.
Tentukan f -1 (x)!
Cara 1:
Cara 1:
y = 2x - 5 (yang
berarti x = f -1(y))
2x = y + 5
2x = y + 5
x =
f -1(x) =
f -1(x) =
Cara 2:
f(x) = ax + b ® f -1(x) =
f(x) = 2x – 5 ® f -1(x) =
Contoh:
Diketahui Tentukan !
Cara 1:
y(x
- 4) = 2x + 1
yx
– 4y = 2x + 1
yx
– 2x = 4y + 1
x(y
– 2) = 4y + 1
x
=
f
-1(x) =
Cara 2:
f(x)
= ® f -1(x) =
® f -1(x) =
Contoh:
Jika dan . Tentukan nilai k!
Cara 1:
y(3x - 4) = 2x
3xy – 4y = 2x
3xy – 2x = 4y
x(3y – 2) = 4y
x =
f -1(x) =
f -1(k) =
1 =
3k – 2 = 4k
k = -2
Cara 2:
f -1(k) = a ® k = f(a)
® k = f(1) =
Contoh:
Diketahui f(x) = 52x, tentukan f – 1 (x)!
Cara 1:
y = 52x (ingat rumus logaritma: a n
= b ®
n = )
2x =
x =
f – 1 (x) =
Cara 2:
f(x) = acx
® f -1(x) = alog x
f(x) = 52x ® f –
1 (x) =
Contoh:
Diketahui f(x) = x2 – 6x + 4, tentukan f–1
(x)!
Cara 1:
y = x2 – 6x + 4
y – 4 = x2 – 6x
y – 4 = (x – 3) 2 – 9
y + 5 = (x – 3) 2
x – 3 = ±
x = 3 ±
f – 1 (x) = 3 ±
Cara 2:
f(x) = ax²+bx+c ® f -1(x) =
f(x) = x2 – 6x + 4 ® f -1(x) =
3. Menentukan Fungsi Jika Fungsi
Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o
g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui, maka
kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o
g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka
kita bisa menentukan fungsi f(x).
Contoh:
Diketahui g(x) = 3 – 2x dan (g o
f)(x) = 2x2 + 2x – 12, tentukan rumus fungsi f(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) = 2x2 + 2x –
12
g(f(x)) = 2x2 + 2x – 12
3 – 2f(x) = 2x2 + 2x –
12
-2f(x) = 2x2 + 2x – 15
f(x) = -x2 – x + 7,5
Cara 2:
g(x) = 3 – 2x ® g -1(x)
=
f(x) = [g -1
o (g o f)](x)
f(x) =
Contoh:
Diketahui f(x) = 2x -1 dan (g o
f)(x) = , tentukan rumus fungsi g(x)!
Cara 1:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
Misalkan: 2x – 1 = a ® x =
g(a) =
g(a) = =
g(x) =
Cara 2:
(g o f)(x) =
g(f(x)) =
g(2x-1) =
g(2x-1) =
g(x) =
Cara 3:
f(x) = 2x -1 ® f -1(x) =
g(x) = [(g o f) o f -1](x)
= (g o f)( f -1(x))
g(x) =
4. Invers Dari Fungsi Komposisi
Misalkan fungsi f dan fungsi g nasing-masing
merupakan fungsi bijektif sehingga mempunyai fungsi invers f -1 dan
g-1. Fungsi komposisi (g o f) , pemetaan pertama ditentukan oleh f
dan pemetaan kedua ditentukan oleh g. Mula-mula x oleh fungsi f dipetakan ke y,
kemudian y oleh fungsi g dipetakan ke z, seperti tampak pada diagram berikut.
f
g
A B C
g o f
Fungsi (g o f) -1 memetakan z ke x. Mula-mula z dipetakan ke y oleh fungsi
g-1, kemudian y dipetakan x oleh fungsi f -1. Sehingga (g
o f)-1 dapat dinyatakan sebagai komposisi dari (f-1 0 g-1).
Seperti tampak pada diagram berikut.
f-1 g-1
A B C
(g o f) -1
Jadi diperoleh
hubungan:
(g o f) -1 (x) = (f -1
o g -1)(x)
Contoh:
Diketahui
fungsi f(x) = 2x – 3 dan g(x) = . Tentukan (f o g) - 1(x)!
Cara
1:
(f
o g)(x) = 2() – 3 =
Misalkan
y = (f o g)(x)
y
=
y(3x+1)
= -9x – 1
3xy
+ y = -9x – 1
3xy
+ 9x = -y – 1
x
(3y + 9) = -(y + 1)
x
=
(f
o g) - 1(x) =
Cara
2:
(f
o g)(x) = 2() – 3 =
(f o g) - 1(x) =
Contoh:
Diketahui
f - 1(x) = x - 2, g -
1(x) = dan h(x)=(g o
f)(x). tentukan h - 1(x)!
Cara
1:
f
- 1(x) = x – 2
(f–1
o f)(x) =I(x) ® f-
1(f(x)) = x
f(x) – 2 = x
f(x) = x + 2
f(x)
= 2x + 4
g
- 1(x) =
(g–
1 o g)(x) =I(x) ® g -
1(g(x)) = x
= x
4g(x)
+ 5 = x.g(x)- 2x
4g(x)
– x.g(x) = -2x – 5
g(x)(4
- x) = -2x – 5
g(x)
=
h(x)
= (g o f)(x)
h(x)
= -
h
- 1(x) =
Cara
2:
h(x)
= (g o f)(x) ® h - 1(x) = (g o f) - 1
(x) = (f -1 o g -1)(x)
= f -1( g -1(x))
h
- 1(x) = . - 2 =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar