LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH
( BRYOPHYTA )
Disusun oleh:
NAMA :
NO :
KELAS :
KELOMPOK : 1.
2.
3.
4.
MTs SA ANNA’IM AJISOKO
TAHUN 2016
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah dengan judul “Brhyophyta” yang
disusun oleh:
Nama :
No :
Kelas :
Kelmpok : 1.
2.
3.
4.
Telah diperiksa oleh guru mapel biologi dan dinyatakan diterima.
Sukodono,
11 Maret 2016
Mengetahui,
Guru Mapel
Erma Eviliananingtyas, S.Pd
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan mengetahui
ciri-ciri tumbuhan yang tergolong tumbuhan lumut.
2. Agar praktikan mnegetahui
ciri yang membedakan antara kelas musci dan kelas hepaticae.
3. Agar praktikan mengetahui
contoh tumbuhan lumut yang mewakili kelas musci dan kelas hepaticae.
B. Dasar teori
Bryophyta (tumbuhan lumut) merupakan tumbuhan yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi dari pada Thallophyta. Pada umumnya
mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan
plastida yang mengandung klorofil a dan b. kebanyakan hidup di darat dan
sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa. Pada Bryophyta
alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium, demikian pula
sporangiumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Berlainan dengan gametangiumnya
dan sporangium Thallophyta, organ-organ itu selalu berdinding yang
terdiri dari sel-sel mandul. Pada semua tumbuhan yang tergolong dalam Bryophyta
terdapat kesamaan bentuk dan susunan gametangiumnya (baik mikrogametangium =
anteridium, maupun makrogametangium = arkegonium) (Gembong, 1994).
Lumut berperan penting dalam ekonomi alam. Bersama Lichenes, mereka
merupakan tumbuhan pertama diantara yang lain yang tumbuh di daerah gersang,
batuan yang terbuka oleh glasier yang bergerak mundur. Mereka tumbuh membentuk
banyak bahan tumbuhan yang terurai, humus, yang dengan cepat pada tanah yang
sesuai untuk pertumbuhan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks pada hutan yang
sudah mantap, tekstur bunga karang bantalan lumut itu menyerap air dan salju
yang mencair dalam musim hujan dan kekeringan sungai dalam musim panas. Juga
mengurangi hilangnya tanah yang memiliki air (Kimball, 2005).
Bryophyta berkembangbiak dengan spora dan telah menunjukkan
pergantian keturunan yang nyata. Gametofit berupa tumhuhan lumutnya. Sporofit
berupa sporangium atau kapsul spora yang terdapat pada gametofit itu, jadi
gametofit dan sporofit belum terpisah. Dari spora tidak terlalu menjadi
tumbuhan lumut, melainkan protonema dulu yang kemudian baru menjadi lumut
(Gembong, 1994).
Lumut hati merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri atas tumbuhan
berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis, meskipun selalu
bersifat multiseluler dan tampak dengan mata bugil. Lumut hati dapat dibedakan
dalam dua bentuk utama: yang bersifat tipis, pipih, yang merayap dan cenderung
membentuk percabangan berulang hati yang sama kasar, dan yang bersifat milik
kormus, terdiri atas sumbu pokok merayap yang panjangnya dapat mencapai
beberapa inci yang mempunyai bagian-bagian rumit mirip daun (Nicholas, 1994).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hari, Tanggal :
Senin, 14 Maret 2016
Pukul :
10.50 – 12.00 WIB
Tempat :
Laboratorium MTs SA Anna’im Ajisoko
2. Alat dan bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, objek glass,
deck glass, silet dan pipet tetes dan alat tulis menulis
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tumbuhan paku yang di
bawah daunnya telah memiliki bitik-bintik sorus.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut
:
a. Menyiapkan tumbuhan paku
yang utuh dan kemudian diletakkan di meja, selanjutnya mengamati bagian
morfologi yakni batang, akar dan daun.
b. Mengamati letak sorus yang
terdapat di bawah daun.
c. Menggambar tumbuhan paku
tersebut.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini yaitu sebagai
berikut :
a. Pogonatum cirrhatum
Keterangan:
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Daun
4. Batang
5. Rhizoid
b. Polytrichum commune
Keterangan:
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Daun
4. Batang (Seta)
5. Rhizoid
c. Lumut gambut (Sphagnum
sp)
Keterangan:
1. Kaliptra
2. Kapsul
3. Batang (Seta)
4. Daun
5. Rhizoid
d. Marchantia
polymorpha
Keterangan:
1. Spora
2. Daun
3. Batang
4. Rhizoid
e. Funaria hygrometrica
Keterangan:
1. Spora
2. Daun
3. Batang
4. Rhizoid
2. Pembahasan
a. Lumut daun (Pogonatum
cirrhatum)
1. Morfologi
Pogonatum cirrhatum
merupakan tumbuhan lumut yang tumbuh tegak, terdiri atas batang, daun yang
tebalnya satu lapis sel dan umumnya berurat daun tengah, dimana rhizoidnya
bercabang dan bersepta. Memiliki batang yang sederhana dan daun dengan selubung
dasar dengan penggabungan secara bertahap. Sporangiumnya mempunyai satu tangkai
yang elastic dan sering disebut dengan seta.
2. Anatomi
Pogonatum cirrhatum memprlihatkan jenis lumut yang
memiliki kapsul spora yang telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam.
Dimana kapsul spora ini memiliki dinding kapsul dibagian atas yang tersusun
berupa tutup atau disebut operculum. Memiliki tallus yang bersimetri radial,
kaliptra yang berasal dari bagian atas dinding arkegonium dimana sel-sel yang
menyusun kaliptra ini merupakan sel-sel yang diploid akan tetapi terdiri dari
sel gametofit yang haploid yang terdiri atas batang.
3. Sistem reproduksi
Pada umumnya jenis lumut ini, reproduksinya mengalami fase sporofit dan
gametofit. Dimana fase gametofit berupa tumbuhan yang tegak. Anteridium dan
arkegonium dibentuk pada pucuk gametofit diantara daun-daun. Sedangkan fase
sporofitnya sangat berbeda dengan fase gametofitnya. Sporofit juga biasanya
disebut sporangium., hidup sebagai parasit pada gametofit dimana perkembangan
sporofitnya berakhir dengan terjadinya pembelahan reduksi yaitu pembelahan
spora.
4. Habitat
Lumut ini merupakan tumbuhan darat yang memiliki habitat pada daerah yang
lembab dan biasanya melekat pada bebatuan, pepohonan, bahkan pada daerah yang
cadas.
5. Peranan
Pogonatum cirrhatum merupakan jenis lumut yang berperan
dalam kehidupan, karena lumut ini dapat dijadikan sebagai bahan pengganti
kapas.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Pogonatum cirrhatum Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Bryophyta
Kelas :
Musci
Ordo :
Bryales
Famili :
Polytrichaceae
Genus :
Pogonatum
Spesies :
Pogonatum cirrhatum (Gembong,
1989).
b. Lumut rambut (Polytricum
commune)
1. Morfologi
Pada umumnya, spesies dari lumut ini ada yang sangat tinggi dengan batang
yang sering kali melebihi 30 cm tetapi yang paling sering ditemukan pada jarak
yang lebih dari 5-10 cm. lumut berwarna hijau gelap tetapi menjadi kecokelatan
dengan usia. Batang dapat terjadi baik dalam jumbai yang longgar atau cukup
padat sehingga sering membentuk koloni yang luas. Lumut ini memiliki batang
yang tegak lurus dan tidak bercabang.
2. Anatomi
Polytricum commune adalah jenis lumut yang sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Sel-sel daunnya terdiri atas beberapa lapis sel dimana sel-sel tersebut
mengandung banyak klorofil sehingga lumut ini bersifat autotrof. Letak klorofil
tersebut tersusun menurut poros panjang daun. Akarnya berupa rhizoid yang
tampak seperti rambut.
3. Sistem reproduksi
Jenis lumut ini memiliki tunas jantan dan tunas betina yang diperlukan
untuk reproduksi. Tunas betina menghasilkan telur atau ovum dan tunas jantan
menghasilkan sperma. Pada musim semi, tunas jantan yang disebut anteridium akan
ke pucuk untuk membuahi tunas betina yang disebut arkegonium. Ketika arkegonium
dan anteridium bertemu akan melebur dan akan menghasilkan spora yang tumbuh
menjadi individu baru.
4. Habitat
Polytricum commune adalah spesies lumut yang banyak
ditemukan di daerah dengan kelembaban tinggi dan curah hujan. Hidup di seluruh
dunia, baik di penutup tanah liar, dan dapat sebagai dekoratif di kebun-kebun.
5. Peranan
Menyerap air yang berlebih sehingga mencegah terjadinya banjir.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Pogonatum cirrhatum adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Bryophyta
Kelas :
Musci
Ordo :
Bryales
Famili :
Polytrichaceae
Genus :
Polytrichum
Spesies :
Politrichum commune (Gembong, 1989).
c. Lumut gambut (Sphagnum sp)
1. Morfologi
Pada umumnya spesies ini pada batangnya brnyak bercabang-cabang.
Cabang-cabang yang mudah tumbuh tegak
dan membentuk roset pada ujungnya. Daun-daun yang sudah tua terkulai dan
menjadi pembalut bagian bawah batang. Suatu cabang di bawah puncak tumbuh sama
cepat dengan induk batang, sehingga kelihatan seperti batang lumut itu
bercabang menggarpu. Karena batang dari bawah mati sedikit demi sedikit, maka
cabang-cabang akhirnya merupakan tumbuhan yang terpisah-pisah.
2. Anatomi
Pada umumnya kulit batang Sphagnum sp terdiri atas selapis sel-sel
yang telah mati dan kosong. Jaringan kulit bersifat seperti spon, dapat
menghisap banyak air. Dinding-dinding yang membujur maupun yang melintang
mempunyai liang-liang yang bulat. Juga dalam daunnya terdapat sel-sel yang
menebal berbentuk spiral atau cincin dan merupakan idioblas diantarasel-sel
lainnya yang membentuk susunan seperti jala, terdiri atas sel-sel hidup
berbentuk panjang dan mengandung banyak klorofil.
3. Sistem reproduksi
Pada umumnya cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang hulat dan
bertangkai di ketiak-ketiak daunnya. Cabang betina mempunyai arkegonium pada
ujungnya. Cabang pendukung arkegonium itu tidak mempunyai sel pemula yang
berbentuk limas pada ujungnya, jadi seperti lumut hati dan berbeda dengan lumut
daun pada umumnya.
4. Habitat
Pada umumnya spesies ini kebanyakan hidup di rawa-rawa dan membentuk rumpun
atau bantalan yang dari atas tiap-tiap tahun tampak bertambah luas, sedangkan
bagian bawah yang ada dalam air akan mati dan berubah menjadi gambut.
5. Peranan
Sphagnum sp memiliki peranan penting bagi kehidupan yaitu
merupakan komponen pembentuk tanah gambut, pengganti kapas dan sebagai bahan
bakar.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada Gleocapsa sp. Adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphanum
Spesies : Sphagnum sp
(Gembong, 1989).
d. Lumut hati (Marchantia
polymorpha)
1. Morfologi
Marchantia polymorpha membentuk roset dari tali yang
diratakan dengan bercabang-cabang. Warna tumbuhan ini biasanya hijau kusam
dengan gelap, namun jika sudah berumur tua maka akan menjadi warna cokelat atau
keunguan. Tubuhnya terbagi atas dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada
hati. Permukaan atas lumut ini tertutup oleh pori-pori yang memungkinkan udara
dan karbondioksida untuk mampu mencapai sel-sel bagian dalam tallus. Pori-pori
ini berupa dengan stomata yang ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi.
2. Anatomi
Spesies lumut ini tidak mempunyai spora. Pada permukaan atas terdapat
lapisan kutikula yang semuanya hampir tidak dilalui oleh air. Terdapat sel yang
dorman dan dinding sel pada lumut ini mengalami penebalan ke dalam yang
berbentuk seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.
3. Sistem reproduksi
Dapat bereproduksi dengan baik secara seksual maupun aseksual. Reproduksi
seksual melibatkan sperma dari tanaman jantan dan ovarium dari tanaman betina.
Sebuah sel telur yang dibuahi berkembeng menjadi kecil sporofit tanaman yang
masih melekat pada yang lebih besar disebut gametofit tanaman.
4. Habitat
Spesies ini ditemukan di seluruh dunia, mulai dari tropis hingga dengan
iklim kutub. Tumbuh di tanah lembab, bebatuan di tempat yang lembab seperti
tepi sungai dan tepi kolam renang dan rawa.
5. Peranan
Memiliki peranan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai obat
radang hati,. Selain itu, lumut ini juga dapat bersimbiosis dengan alga
membentuk lichen yang merupakan tumbuhan pionir bagi tempat yang gersang.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Marchantia polymorpha adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Spesies : Marchantia
polymorpha (Gembong, 1989).
e. Funaria hygrometrica
1. Morfologi
Funaria hygrometrica merupakan tumbuhan berwarna hijau,
lembut dan tegak. Memiliki daun yang berpelepah yang dapat dibedakan dengan
jelas. Batang yang pendek tegak, sederhana atau dengan beberapa cabang. Daun
lebih besar dan lebih banyak terdapat pada bagian distal. Lumut ini ditandai
dengan daun yang lebar, besar dan stomata yang khas.
2. Anatomi
Jenis lumut ini memiliki seta yang memanjang, tegak untuk kuat melengkung,
epidermisnya tersusun atas selapis sel-sel yang mati dan kosong. Operculum
biasanya miring terhadap sumbu dari kapsul, memiliki kaliptra yang berukuran
besar, biasanya halus dan sering panjang bercotok.
3. Sistem reproduksi
Lumut ini berkembangbiak secara seksual karena pada tumbuhan ini memiliki
anteridium dan arkegonium sehingga dapat melakukan oogami. Lumut ini dapat pula
berkembangbiak dengan cara aseksual karena memiliki spora. Spora yang matang
akan pecah dan keluar mencari tempat yang dapat mendukung untuk hidup menjadi
individu baru.
4. Habitat
Jenis umum dari air yang tumbuh pada tempat yang lembab, teduh dan tanah
yang lembab. Setelah itu, dapat pula ditemukan pada dinding yang lembab di
cela-cela batu.
5. Peranan
Memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan salah satu jenis
lumut yang dapat menyerap air secara berlebihan sehingga dapat mencegah
terjadinya banjir.
6. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Funaria hygrometricum adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Funariales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Spesies : Funaria
hygrometricum (Gembong, 1989).
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Ciri-ciri organisme yang
tergolong lumut yaitu: tubuhnya memiliki dinding sel berupa selulosa, batang
dan daun memiliki susunan yang berbeda-beda, tumbuh memanjang, memiliki
rhizoid, struktur sporofit dan memiliki susunan gametangium (anteridium dan
arkegonium).
2. Ciri-ciri yang membedakan
antara kelas musci dan hepaticae adalah pada bentuk batang dan daunnya.
3. Tumbuhan lumut pada kelas
musci yaitu: lumut daun (Pogonatum cirrhatum), Funaria hygrometricum,
lumut gambut (Sphagnum sp), dan lumut rambut (Polytricum commune),
sedangkan pada kelas hepaticae yaitu: lumut hati (Marchantia
polymorpha).
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, John W. Biologi Jilid 2.
Jakarta: Erlangga, 2005.
Polonin, Nicholas. Pengantar
Geografi Tumbuhan dan beberapa Ilmu.
Serumpun. Yogyakarta:
UGM, 1994.
Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM, 1994.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar